Media Asuransi, JAKARTA – Industri asuransi maritim, penerbangan, dan transit (MAT) global, yang diperkirakan tumbuh pada tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 6,9% sebelum pengenaan tarif timbal balik dari AS, kini diperkirakan tumbuh pada CAGR sebesar 6,4% selama tahun 2025-2029, dalam hal premi tertulis.
Pada tanggal 02 April 2025, Presiden AS mengumumkan tarif “timbal balik” atas impor. Tarif ini mencakup tarif dasar 10% ditambah tarif tambahan mulai dari 10% hingga 245%. Tarif yang lebih tinggi biasanya dikenakan pada produk tertentu, tetapi tarif menyeluruh sebesar 10% pada semua negara akan berdampak negatif pada ekonomi global. Negara-negara yang sebagian besar bergantung pada ekspor ke AS akan sangat terdampak. Namun, tarif ini ditangguhkan selama 90 hari, kecuali untuk Tiongkok.
Menurut Basis Data Asuransi GlobalData, AS menyumbang sekitar 50% dari premi asuransi MAT global pada tahun 2024. Sesuai dengan perkiraan yang direvisi, tarif timbal balik yang tinggi akan mengurangi premi asuransi MAT AS sebesar 1,4% pada tahun 2025, sedangkan premi asuransi MAT global akan terdampak sebesar 0,7%. AS adalah importir terbesar di dunia, dengan Meksiko, Tiongkok, Kanada, Jerman, dan Jepang menjadi 5 negara pengekspor teratas pada tahun 2023, yang menyumbang 53% dari total impor AS.
|Baca juga: Kebijakan Tarif Trump Ancam Profitabilitas Perusahaan Asuransi di Amerika Utara
GlobalData memperkirakan CAGR premi asuransi MAT selama tahun 2025-2029 akan berkurang sebesar 0,5pp di Meksiko, 0,6pp di Tiongkok, 0,5pp di Kanada, 0,5pp di Jerman, dan 0,2pp di Jepang.
Swarup Kumar Sahoo, Analis Asuransi Senior di GlobalData, mengatakan tarif ‘Hari Pembebasan’ akan mengganggu asuransi MAT global karena pertumbuhan premi akan melambat pada tahun 2025 dan tahun-tahun berikutnya dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya.
“Meskipun bisnis MAT global akan mengalami lonjakan sementara selama April-Juni 2025 karena jeda tarif selama 90 hari, pertumbuhan akan melambat setelah tarif diberlakukan. Hal ini juga akan memengaruhi profitabilitas perusahaan asuransi MAT di seluruh dunia,” katanya dalam riset dikutip, Sabtu, 10 Mei 2025.
|Baca juga: S&P Sebut Portofolio Investasi Reasuransi Tertekan Akibat Volatilitas Perdagangan Global
AS telah mengenakan tarif dalam kisaran 20% (Jerman dan Italia) hingga 245% (Tiongkok) pada 10 eksportir teratas, yang menyumbang 69% dari total impor AS, menurut Observatory of Economic Complexity (OEC). Bisnis kargo laut di semua pasar kecuali Kanada dan Meksiko akan terdampak, sedangkan untuk Meksiko dan Kanada, yang menyumbang 29% dari total impor AS, asuransi kargo penerbangan dan transit akan terganggu.
Sahoo menambahkan penurunan tingkat pertumbuhan premi MAT akan disebabkan oleh penurunan ekspor dan nilai barang yang diekspor. Jika eksportir menanggung biaya tarif, biaya barang akan turun, dan ini akan mengurangi jumlah yang diasuransikan dan jumlah premi masing-masing. “Di sisi lain, jika importir menanggungnya, hal ini akan dibebankan kepada konsumen, yang menyebabkan penurunan permintaan.”
|Baca juga: Donald Trump Kehilangan Harta Rp8,5 Triliun Akibat Kebijakan Tarifnya
Untuk mengimbangi tarif yang lebih tinggi, importir telah mulai mengonsolidasikan pengiriman atau meningkatkan ukuran pesanan. Risiko pencurian dan kerusakan meningkat karena konsentrasi barang bernilai tinggi di berbagai titik. Lebih jauh, pemberlakuan tarif yang direvisi di seluruh negara akan menciptakan kerumitan dalam pengurusan bea cukai, yang menyebabkan peningkatan biaya demurrage dan penahanan.
Perusahaan asuransi diperkirakan akan mengeluarkan biaya tambahan untuk menulis ulang polis tersebut dengan mempertimbangkan kerumitan dan risiko tambahan terkait. Selain itu, peningkatan klaim dalam kargo laut, kargo penerbangan, dan transit akan memengaruhi profitabilitas perusahaan asuransi.
Mulai 02 Mei 2025, AS akan menghapuskan pengecualian tarif impor untuk barang di bawah US$800 dari Tiongkok dan Hong Kong. Karena itu, DHL telah menangguhkan pengiriman bisnis-ke-konsumen bernilai tinggi ke AS. Selain itu, berbagai maskapai penerbangan telah menangguhkan layanan kargo udara untuk barang bernilai tinggi. Hal ini akan berdampak langsung pada bisnis asuransi kargo udara.
Sahoo menyimpulkan pemberlakuan tarif yang lebih tinggi akan mengganggu asuransi MAT global, yang berdampak pada pertumbuhan premi, sekaligus meningkatkan risiko terkait. Perusahaan asuransi perlu waspada karena klaim yang lebih tinggi akan mengikis profitabilitas. “Lebih jauh lagi, perusahaan asuransi MAT di AS akan kehilangan pangsa pasar global mereka karena mereka menguasai setengah dari bisnis MAT global.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

