1
1

Survei: 70 Persen Masyarakat Indonesia Memiliki Asuransi

Gedung Kantor Pusat PT Asuransi Allianz Utama Indonesia. | Foto: Doc

Media Asuransi, JAKARTA – Hasil survei yang dilakukan Populix menunjukkan bahwa saat ini hamper 70 persen masyarakat Indonesia sudah memiliki asuransi. Pandemi Covid-19 memang berpengaruh terhadap kesadaran pentingnya asuransi, ditunjukkan dari 30 persen masyarakat Indonesia baru memiliki asuransi dalam 2 tahun terakhir.

Jaminan kesehatan dari asuransi merupakan salah satu bagian penting dari perencanaan keuangan yang sebaiknya dimiliki sebagai perlindungan masa depan. Dengan memiliki asuransi, masyarakat dapat meminimalisasi risiko kerugian finansial ketika sakit maupun kecelakaan.

Baru-baru ini, Populix mengeluarkan hasil survei bertajuk “Indonesia’s Perceptions and Attitude Towards Health & Life Insurance Products”. Survei ini dilakukan untuk melihat bagaimana persepsi, minat, dan perilaku pembelian masyarakat Indonesia terhadap produk-produk asuransi kesehatan dan jiwa.

Dari hasil survei tersebut ditemukan bahwa 73 persen masyarakat Indonesia, terutama di kalangan laki-laki dan sosial ekonomi atas, menyatakan memiliki asuransi merupakan hal penting, terutama untuk jaminan kesehatan.

|Baca juga: OJK Terus Tingkatkan Literasi dan Inklusi Keuangan

Co-Founder dan COO Populix, Eileen Kamtawijoyo, menyatakan bahwa pandemi Covid-19 yang terjadi beberapa tahun belakangan mendorong kesadaran masyarakat tentang bagaimana asuransi dapat membantu mengurangi kerugian finansial ketika sakit. “Hal ini terlihat dalam hasil survei Populix yang menemukan bahwa 3 dari 10 masyarakat Indonesia mulai memiliki asuransi dalam 1-2 tahun belakangan ini. Survei juga menunjukkan bahwa saat ini, hampir 7 dari 10 masyarakat Indonesia sudah memiliki asuransi, baik BPJS Kesehatan maupun asuransi pribadi,” katanya dalam keterangan resmi, Rabu, 8 Maret 2023.

Dia jelaskan, di antara para responden yang telah memiliki asuransi, sebanyak 72 persen di antaranya mengatakan bahwa mereka memiliki asuransi pribadi. Mayoritas memilih asuransi kesehatan (80 persen) dan asuransi jiwa (55 persen), diikuti dengan asuransi pensiun (35 persen), asuransi pendidikan (33 persen), dan asuransi kendaraan bermotor (31 persen).

Untuk membeli produk-produk asuransi tersebut, 57 persen masyarakat rela menyisihkan anggaran di bawah Rp750.000 setiap bulannya. Mayoritas memilih metode pembayaran premi setiap bulan.

Lebih dari setengah responden telah memiliki asuransi selama lebih dari 2 tahun. Namun, sebagian responden (35 persen) mengatakan bahwa mereka membeli asuransi dalam 1-2 tahun belakangan ini. Survei menunjukkan beberapa alasan yang mendorong masyarakat untuk memiliki asuransi pribadi, meliputi:

1. Perlindungan untuk diri sendiri dan aset yang dimiliki (67 persen)

2. Dapat menanggung biaya rumah sakit hingga biaya operasi (63 persen)

3. Warisan/perlindungan bagi anggota keluarga apabila terjadi sesuatu (39 persen)

4. Investasi (33 persen)

5. Melihat pengalaman buruk keluarga atau teman yang tidak memiliki asuransi (24 persen)

6. Tidak mendapatkan fasilitas asuransi swasta dari kantor (21 persen)

Hasil survei juga menunjukkan bahwa agen asuransi (67 persen), media sosial (57 persen), teman/keluarga (55 persen), media massa (46 persen), dan influencer (21 persen) merupakan sumber informasi bagi masyarakat seputar hal-hal terkait asuransi pribadi. Secara khusus dalam hal media sosial, Instagram (88 persen) dan YouTube (75 persen) menjadi dua media sosial yang paling banyak digunakan masyarakat untuk mencari informasi seputar asuransi pribadi, diikuti dengan Facebook, WhatsApp dan Twitter.

Editor: S. Edi Santosa

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Asuransi Astra Gemakan Semua #PerempuanBermakna dengan Sejuta Keistimewaannya
Next Post HIPMI-Kemenhub Berkolaborasi Cari Solusi Tol Laut

Member Login

or