Media Asuransi, JAKARTA – PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) atau Tugu Insurance) dinilai para analis bursa telah siap mengimplementasikan PSAK 117 atau IFRS 17. Kesiapan itu terlihat dari kinerja keuangan dicatatkan cukup solid pada kuartal I/2025.
Berdasar implementasi PSAK 117, pada kuartal I/2025, TUGU mencatatkan hasil jasa asuransi sebesar Rp227,8 miliar. Total nilai aset mencapai Rp30,1 triliun dan ekuitasnya sebesar Rp11,0 triliun. Sementara itu laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk TUGU mengantongi Rp247 miliar atau mengalami penurunan 30 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Terkait penurunan laba ini, analis pasar modal menyampaikan bahwa dalam kondisi transisi menggunakan PSAK baru adanya kenaikan atau penurunan pada pos-pos keuangan merupakan hal yang wajar.
|Baca juga: Lakukan Transisi PSAK 117, Kinerja Keuangan Konsolidasi Triwulan 1 Tugu Insurance Solid
“Kenaikan atau penurunan pada neraca maupun profitabilitas itu tidak hanya dialami oleh TUGU, tetapi juga industri keseluruhan baik asuransi umum, reasuransi maupun asuransi jiwa. Pasar memang perlu waktu untuk memahami PSAK yang baru ini,” ujar Analyst Trimegah Sekuritas, Kharel Devin, dalam keterangan resmi TUGU, Rabu, 21 Mei 2025.
Untuk lebih memahami PSAK 117 ini, Kharel, menjelaskan investor dapat melihat pada bagain keterangan terutama komparasi antara PSAK yang sebelumnya yaitu PSAK 62 yang sebelumnya menjadi dasar penyajian laporan keuangan.
“Pada kasus TUGU, jika menggunakan PSAK 117 untuk kuartal I 2025 yang telah menjadi best practice global, hasil jasa asuransi mencapai Rp227,8 miliar sementara jika menggunakan PSAK62 hanya Rp185,2 miliar. Ada kenaikan Rp42,5 miliar jika menggunakan PSAK 117 yang menggunakan pendekatan kontrak asuransi dan yang menjadi lebih transparan serta mencerminkan kondisi riil keuangan perusahaan asuransi umum,” ungkapnya.
|Baca juga: Tugu Insurance Konvensional & Syariah Catatkan Pertumbuhan yang Solid pada 2024
Secara terpisah, Analyst Phintraco Sekuritas, Nurwachidah, menjelaskan bahwa TUGU sebagai perusahaan holding asuransi umum lebih dari 90 persen bisnisnya ditopang oleh segmen asuransi. Sehingga kinerja aktivitas kinerja inti perusahaan dapat dilihat langsung dari sisi hasil jasa asuransi.
“Kalau dilihat hasil jasa asuransi masih tumbuh 8,7 persen, dari Rp209 miliar di kuartal I/2024 menjadi Rp228 miliar di kuartal I/2025. Memang ada adjustment dari sisi beban dan pos lainnya, tapi core business tetap di sini. Selagi tumbuh, ini menunjukkan bahwa kinerja solid dan strategi ekspansi berjalan dengan baik” ungkap Nurwachidah.
Menurutnya, kesiapan TUGU dalam mengimplementasikan PSAK 117 akan semakin mencerminkan kondisi riil perseroan. “Sudah sesuai best practice global, sehingga jika ada investor terutama asing yang ingin masuk ke saham TUGU, komparasinya lebih apple to apple. Selain itu kenaikan aset dan ekuitas juga menunjukkan posisi TUGU yang semakin strategis di industri dan kekuatan permodalan yang dimiliki dalam menavigasi berbagai tantangan” imbuhnya.
PSAK 117 merupakan adopsi dari IFRS 117 yang sudah diimplementasikan secara global sejak tahun 2023. Penerapan di dalam negeri baru dilakukan mulai 1 Januari 2025. Salah satu perubahan penting dalam PSAK 117, pendapatan asuransi atau premi tidak langsung diakui sekaligus, tapi diakui bertahap sesuai masa pertanggungan.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

