1
1

WTW Prediksi Biaya Medis di Asia Pasifik Melonjak di 2025

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Survei Tren Medis Global WTW mengungkapkan biaya medis di kawasan Asia-Pasifik (APAC) diperkirakan naik 12,3 persen pada 2025. Hal itu melanjutkan tren kenaikan dua digit untuk tahun ketiga berturut-turut.

Mengutip Insurance Asia, Jumat, 6 Desember 2024, angka tersebut menandai sedikit peningkatan dari pertumbuhan 11,9 persen yang diproyeksikan pada 2024. Peningkatan penggunaan layanan kesehatan, biaya apotek yang meningkat, dan adopsi teknologi medis baru mendorong lonjakan itu, seperti yang disorot perusahaan asuransi yang disurvei oleh WTW.

|Baca juga: Fauzi Arfan Jadi Presdir Manulife Syariah Indonesia

|Baca juga: Dikabarkan Jadi Dirut Marein (MREI), Robby Loho Mundur sebagai Preskom

Di Singapura, inflasi biaya medis diperkirakan stabil pada 12 persen pada 2025, mencerminkan tren tahun ini.

Kepala Kesehatan & Manfaat untuk Asia Tenggara dan Singapura WTW Audrey Tan mencatat meskipun inflasi tampaknya mulai stabil, namun kebutuhan akan perawatan pencegahan dan kesejahteraan tenaga kerja tetap penting untuk mengatasi perubahan demografi dan tantangan jangka panjang.

|Baca juga: Jasindo Syariah dan SAPUHI Kerja Sama Asuransi untuk Jemaah Umrah

|Baca juga: Miris, Ada 20 Perusahaan Asuransi Swasta Ternyata Pelit Bayar Klaim ke Nasabah!

Di seluruh wilayah, 76 persen perusahaan asuransi memperkirakan biaya medis akan terus meningkat secara signifikan selama tiga tahun ke depan, dengan 62 persen mengantisipasi permintaan yang lebih besar untuk layanan kesehatan.

Peningkatan biaya medis disebabkan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Secara internal, 79 persen perusahaan asuransi mengutip rekomendasi medis yang berlebihan, termasuk resep diagnostik dan pengobatan yang berlebihan, sebagai kontributor utama.

Secara eksternal, adopsi teknologi medis baru yang mahal (73 persen) dan tekanan pada sistem perawatan kesehatan publik, yang menyebabkan peningkatan ketergantungan pada penyedia layanan swasta (40 persen), merupakan pendorong yang penting.

|Baca juga: AXA Mandiri Sisihkan Hasil Penjualan Asuransi Masa Depan Sejahtera untuk Beasiswa Siswa Berkebutuhan Khusus

|Baca juga: Bank Mandiri (BMRI) Perkuat Kredit Hijau untuk Masa Depan Berkelanjutan

Biaya apotek juga diperkirakan meningkat, dengan 25 persen perusahaan asuransi memproyeksikan peningkatan selama tiga tahun ke depan. Populasi yang menua, meningkatnya angka penyakit kronis, perawatan canggih yang mahal, dan tekanan inflasi memicu pertumbuhan ini.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Zurich Caplok Asuransi Perjalanan AIG untuk Mempertebal Cuan
Next Post Prabowo Terima Dewan Ekonomi Nasional di Istana, Bahas Banyak Isu Strategis Ekonomi!

Member Login

or