1
1

Bank Mandiri (BMRI) Perkuat Kredit Hijau untuk Masa Depan Berkelanjutan

Gedung Bank Mandiri. | Foto: Bank Mandiri

Media Asuransi, JAKARTA – Bank Mandiri terus memperkuat perannya dalam mendukung praktik bisnis berkelanjutan dengan menerapkan kebijakan kredit yang berfokus pada prinsip kehati-hatian. Pendekatan ini diambil untuk memastikan pembiayaan yang diberikan tidak hanya memenuhi standar prudensi, tetapi juga mendukung keberlanjutan jangka panjang.

Mengutip keterangan tertulisnya, Rabu, 4 Desember 2024, Senior Vice President ESG Group Head Bank Mandiri Citra Amelya Pane menjelaskan Bank Mandiri telah memasukkan aspek ESG ke dalam proses persetujuan kredit di 12 sektor utama, yakni agriculture (pertanian), construction (konstruksi), dan energy (energi).

|Baca juga: Keseimbangan Likuiditas Jadi Tantangan Utama Bank Digital di 2025, Apa Solusinya?

|Baca juga: Bank Krom Catat DPK Tumbuh 15 Kali Lipat hingga Oktober 2024

Selanjutnya, terdapat Fast-Moving Consumer Goods (FMCG), metal mining (pertambangan logam), coal (batu bara), shipyard (galangan kapal), health care & pharmaceutical (kesehatan dan farmasi), pulp & paper (kertas dan pulp), telecommunication (telekomunikasi), transportation (transportasi), serta oil & gas (minyak dan gas).

Misalnya, dalam sektor kelapa sawit, Bank Mandiri bekerja sama dengan perusahaan yang telah mematuhi komitmen No Deforestation, No Peatland Expansion, and No Exploitation (NDPE), serta memiliki sertifikasi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) maupun Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).

Langkah ini bertujuan untuk menghindari pembiayaan pada proyek yang berpotensi merusak lingkungan, seperti deforestasi, penanaman di lahan gambut, atau eksploitasi tenaga kerja.

|Baca juga: BTPN Resmi Berubah Nama Jadi SMBC Indonesia

|Baca juga: Daftar Tanggal Merah dan Cuti Bersama di Desember 2024, Wajib Catat!

Dalam sektor industri kertas dan pengemasan, Bank Mandiri memberikan pembiayaan untuk produk kehutanan berkelanjutan kepada perusahaan yang memiliki dokumen sertifikat legalitas kayu dengan skema Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK), sertifikasi Forestry Stewardship Council (FSC), atau sertifikat lainnya yang diakui secara lokal dan internasional.

“Pendanaan ini mendukung upaya pelestarian ekosistem, pengelolaan sumber daya yang bertanggung jawab, dan rehabilitasi lahan untuk menciptakan dampak positif bagi lingkungan. Selain pengembangan sectoral credit policy/kebijakan kredit sektoral, Bank Mandiri juga menerapkan Environment Social Risk Management atau ESRM,” jelas Citra.

Ia menyatakan checklist ini dirancang berdasarkan delapan parameter utama yang merujuk pada Performance Standards dari standar global. Dengan kerangka kerja yang komprehensif ini, Bank Mandiri melakukan penilaian terhadap kepatuhan debitur wholesale terhadap berbagai aspek keberlanjutan.

|Baca juga: Robby Loho Jadi Dirut Marein (MREI), Sarkoro Handajani Jadi Preskom

|Baca juga: 2 Komisaris Lippo General Insurance (LPGI) Mengundurkan Diri

“Pendekatan ini tidak hanya memastikan praktik bisnis yang bertanggung jawab, tetapi juga membantu mengidentifikasi area yang memerlukan perbaikan atau tindak lanjut, mendukung debitur dalam mengadopsi praktik berkelanjutan, serta memitigasi risiko lingkungan dan sosial,” pungkasnya.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Posisi Kewajiban Neto Investasi Internasional Indonesia Kuartal III/2024 Meningkat
Next Post Peran Digitalisasi BRI Sekuritas dalam Perkuat Akses Investasi Generasi Muda

Member Login

or