1
1

Risiko Kredit Macet Pindar Turun Jadi 2,52% di Januari 2025

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, JAKARTA – Industri Peer-to-Peer (P2P) Lending Indonesia menunjukkan kinerja positif di kuartal I/2025. Laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat jumlah peminjam (borrower) mencapai 146,5 juta, tumbuh 20 persen YoY pada Januari 2025.

Selain itu, total pinjaman yang disalurkan mencapai Rp27,86 triliun, dengan outstanding mencapai Rp78,5 triliun. Pencapaian ini mencerminkan pertumbuhan yang signifikan dalam industri P2P Lending di Indonesia.

Salah satu platform yang menunjukkan perbaikan signifikan adalah pindar. Pada Januari 2025, pindar berhasil menekan tingkat risiko kredit macet agregat (TWP90) menjadi 2,52 persen, membaik dari 2,60 persen pada Desember 2024.

|Baca juga: Bos Bank Mandiri (BMRI) Terapkan Strategi Ini Hadapi Perang Dagang yang Kian Memanas

|Baca juga: Komisaris Independen Woori Finance (BPFI) Mengundurkan Diri

Keberhasilan ini dianggap sebagai hasil dari penerapan prinsip kehati-hatian dan perlindungan konsumen yang semakin diperkuat oleh para pelaku industri, seiring dengan penggunaan teknologi yang semakin canggih.

Ketua Umum Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Entjik S Djafar menyoroti perkembangan ini sejalan dengan komitmen AFPI dalam terus memperkuat literasi dan edukasi keuangan di Indonesia.

“Literasi dan edukasi merupakan kunci untuk membantu masyarakat tidak terjebak oleh platform ilegal yang merugikan dan membantu pemerintah memperluas literasi dan inklusi keuangan nasional. Upaya edukasi yang terus dilakukan juga sejalan dengan arahan dan dukungan dari regulator,” ujar Entjik, dalam keterangan resminya yang dikutip Rabu, 7 Mei 2025.

|Baca juga: Rajin Berinvestasi, Komika Yudha Keling: Saya Ingin Anak Saya Tidak Jadi Sandwich Generation!

|Baca juga: ASEAN+3 Berkomitmen Memperkuat Kerja Sama Kawasan di Tengah Ketidakpastian Global

Dukungan pemerintah melalui regulasi seperti UU Perlindungan Data Pribadi dan Panduan Kode Etik Kecerdasan Buatan (AI) oleh OJK turut mendorong inovasi dalam industri P2P Lending.

AFPI menyatakan teknologi AI memainkan peran penting dalam memperluas akses layanan keuangan yang inklusif serta meningkatkan perlindungan terhadap konsumen, seperti dalam penilaian risiko kredit, deteksi penipuan, dan pemasaran berbasis teknologi.

Entjik menambahkan, untuk mencegah penipuan dan fraud, pihaknya telah menyiapkan beberapa langkah, termasuk penggunaan verifikasi wajah secara real-time, biometrik, serta kriptografi yang mengamankan data pribadi konsumen.

Menurutnya, penerapan teknologi ini akan berperan penting dalam pengembangan dan inovasi layanan P2P Lending ke depan. “AFPI percaya pemanfaatan AI yang optimal berperan penting dalam pengembangan inovasi layanan P2P Lending,” pungkas Entjik.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Perlu Tambahan Ekuitas, MAIPARK Buka Opsi Terbitkan Obligasi
Next Post AFPI Siapkan Sejumlah Program Literasi di 2025
mediaasuransi_pd_728x90_std_hsbc mediaasuransi_pd_300x600_std_hsbc mediaasuransi_pd_300x250_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x100_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x50_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x480_std_hsbc

Member Login

or