1
1

3 Alasan BI Pangkas Suku Bunga Acuan Jadi 5,50%

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo. | Foto: Bank Indonesia

Media Asuransi, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5,50 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Mei 2025. Langkah ini diambil setelah mempertimbangkan sejumlah faktor fundamental.

Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan faktor fundamental yang dimaksudkan seperti terkendalinya inflasi, stabilitas nilai tukar rupiah, serta perlunya dorongan tambahan untuk pertumbuhan ekonomi. Ia menambahkan keputusan penurunan suku bunga ini didasari oleh tiga alasan utama.

|Baca juga: BI Tetap Pasang Kuda-kuda Meski Perang Dagang AS-China Mereda

|Baca juga: BSI Tebar Dividen Rp1,05 Triliun, Simak Jadwal Pembagiannya

“Inilah kenapa kami turunkan suku bunga BI Rate 25 basis poin,” kata Perry, saat konferensi pers Hasil RDG BI, Rabu, 21 Mei 2025.

Salah satu faktor utama yang mendasari kebijakan ini adalah inflasi yang masih terjaga. Perry menjelaskan inflasi April 2025 tercatat 1,95 persen, yakni berada di dalam kisaran sasaran BI sebesar 1,5–3,5 persen.

Selain itu, inflasi inti tetap stabil di angka 2,50 persen, sedangkan inflasi bahan pangan bergejolak dan harga yang diatur pemerintah masing-masing sebesar 0,64 persen dan 1,25 persen. Dengan kondisi ini, BI memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga tanpa khawatir mendorong inflasi terlalu tinggi.

“Akhir tahun ini kami perkirakan inflasi itu kemungkinan sekitar 2,6 persen, jadi rendah,” katanya.

Faktor kedua, stabilitas nilai tukar rupiah yang juga menjadi pertimbangan penting. Meski penurunan suku bunga berpotensi melemahkan rupiah, namun BI mencatat tekanan terhadap mata uang ini mulai mereda. Selama Mei 2025 hingga tanggal 20, rupiah tercatat menguat 1,13 persen secara point to point dibandingkan dengan akhir April 2025.

|Baca juga: Warga RI Kini Sudah Bisa Gunakan QRIS di Jepang Mulai Agustus 2025, China dan Korsel Menyusul

Rupiah bahkan menunjukkan performa lebih baik dibandingkan dengan sejumlah mata uang negara berkembang maupun mata uang utama non-dolar.

“Secara keseluruhan, pergerakan rupiah berada dalam kisaran yang sesuai dengan fundamental ekonomi domestik dalam menjaga stabilitas perekonomian. Ke depan, nilai tukar rupiah diprakirakan stabil didukung komitmen BI dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah,” ucap Perry.

Selain dua alasan itu, BI juga mempertimbangkan faktor ketiga yakni dukungan tambahan terhadap pertumbuhan ekonomi. Perekonomian nasional menunjukkan tanda-tanda perlambatan, dengan pertumbuhan pada kuartal I/2025 sebesar 4,87 persen. Angka ini lebih rendah dari kuartal IV/2024 yang sebesar 5,02 persen dan kuartal I tahun lalu yang mencapai 5,11 persen.

|Baca juga: Aplikator Potong Komisi Ojol, Ketua DPR: Kita Cari Win-win Solution yang Terbaik!

|Baca juga: Bos OJK Blak-blakan tentang Merger Adira Finance dan Mandala Finance

“Kita melihat pertumbuhan ekonomi setelah kuartal I lebih rendah dari kuartal IV/2024, 4,87 persen kuartal satu dan 5,02 persen kuartal IV. Oleh karena itu BI juga turut mendorong pertumbuhan ekonomi dengan tentu saja pertimbangan inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil dan cenderung menguat,” pungkasnya.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post OJK Panggil Penyelenggara Aplikasi Rupiah Cepat
Next Post IHSG Berpeluang Terkoreksi, Investor Disarankan Pantau Saham BBNI, DOID, EXCL, dan MIDI
mediaasuransi_pd_728x90_std_hsbc mediaasuransi_pd_300x600_std_hsbc mediaasuransi_pd_300x250_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x100_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x50_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x480_std_hsbc

Member Login

or