Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah pada pekan ketiga Juli 2022, menunjukkan angka yang cukup stabil. Mencermati perkembangan ekonomi yang berangsur pulih seiring dengan semakin terkendalinya penyebaran Covid-19, Bank Indonesia (BI) menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah secara periodik.
|Baca juga: Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah
Indikator stabilitas adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut :
A. Perkembangan Nilai Tukar 25 – 29 Juli 2022
Pada akhir hari Kamis, 28 Juli 2022
- Rupiah ditutup di level (bid) Rp14.930 per dolar AS.
- Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke 7,27%.
- DXY melemah ke level 106,35.
- Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun turun ke level 2,676%.
DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).
UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.
Pada pagi hari Jumat, 29 Juli 2022
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.850 per dolar AS.
- Yield SBN 10 tahun turun di level 7,21%.
Aliran Modal Asing (Minggu IV Juli 2022)
- Premi CDS Indonesia 5 tahun turun ke 123,66 bps per 28 Juli 2022 dari 135,54 bps per 22 Juli 2022.
- Berdasarkan data transasksi 25–28 Juli 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp4,60 triliun terdiri dari beli neto Rp3,28 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp1,32 triliun di pasar saham.
- Berdasarkan data setelmen sampai dengan 28 Juli 2022, nonresiden jual neto Rp138,95 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp57,85 triliun di pasar saham
B. Perkembangan Inflasi
- Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu IV Juli 2022, perkembangan inflasi sampai dengan minggu keempat Juli 2022 diperkirakan sebesar 0,50% (mtm).
- Komoditas utama penyumbang inflasi Juli 2022 sampai dengan minggu keempat yaitu cabai merah sebesar 0,17% (mtm), bawang merah sebesar 0,10% (mtm), Bahan Bakar Rumah Tangga sebesar 0,08% (mtm), angkutan udara sebesar 0,06% (mtm), cabai rawit sebesar 0,04% (mtm), rokok kretek filter (0,02%, mtm), tomat, daging ayam ras, mie kering, nasi dengan lauk, air kemasan, semen, sabun detergen bubuk/cair, dan tarif air minum PAM masing-masing sebesar 0,01% (mtm). Sementara itu, komoditas yang menyumbang deflasi pada periode minggu keempat Juli 2022 yaitu minyak goreng sebesar 0,06% (mtm), jeruk dan emas perhiasan masing-masing sebesar 0,02% (mtm), telur ayam ras, kangkung, bayam, sawi hijau, dan bawang putih masing-masing sebesar 0,01% (mtm).
“Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan eksternal yang meningkat, serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” kata Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, dalam keterangan resmi yang dikutip Media Asuransi, Senin, 1 Agustus 2022.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
