1
1

Utang Luar Negeri Indonesia per Kuartal II/2024 Tetap Terkendali

Utang pemerintah seharusnya digunakan untuk kepentingan yang bersifat produktif. | Foto: bi.go.id

Media Asuransi, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada kuartal II/2024 tetap terkendali. ULN swasta tercatat mengalami pertumbuhan sedangkan ULN pemerintah terkontraksi.

Posisi ULN Indonesia pada kuartal II/2024 tercatat sebesar US$408,6 miliar, atau tumbuh sebesar 2,7 persen year on year (yoy). Pertumbuhannya lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan sebesar 0,2 persen yoy pada kuartal I/2024.

“Peningkatan tersebut bersumber dari ULN sektor publik maupun swasta,” kata Asisten Gubernur dan Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, dalam keterangan resmi yang dikutip Jumat, 16 Agustus 2024.

|Baca juga: Bank Indonesia Menilai Utang Luar Negeri Indonesia Mei 2024 Tetap Terkendali

Pada kuartal II/2024, posisi ULN swasta tercatat sebesar US$196,5 miliar, atau tumbuh 0,3 persen yoy, setelah mengalami kontraksi pertumbuhan 1,2 persen yoy pada kuartal I/2024. Perkembangan tersebut didorong oleh ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) yang tumbuh 0,6 persen yoy di tengah ULN lembaga keuangan (financial corporations) yang masih mencatatkan kontraksi pertumbuhan sebesar 0,9 persen yoy.

Berdasar  sektor ekonomi, ULN swasta terbesar berasal dari s​​ektor industri pengolahan, jasa keuangan dan asuransi, pengadaan listrik dan gas, serta pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 79,1 persen dari total ULN swasta. “ULN swasta juga tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,7 persen terhadap total ULN swasta,” jelas Erwin.

Sementara itu, ULN pemerintah kembali mencatat kontraksi pertumbuhan. Posisi ULN pemerintah pada kuartal II/2024 sebesar US$191,0 miliar, atau mencatat kontraksi pertumbuhan 0,8 persen yoy, berlanjut dari kontraksi pada kuartal sebelumnya yang sebesar 0,9 persen yoy. Perkembangan tersebut terutama dipengaruhi oleh penyesuaian penempatan dana investor nonresiden pada Surat Berharga Negara (SBN) domestik seiring dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

Pemerintah berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara prudent, terukur, oportunistik dan fleksibel untuk mendapat pembiayaan yang paling efisien dan optimal.

|Baca juga: Hingga Juli 2024, APBN Alami Defisit Rp93,4 Triliun atau 0,41% dari PDB

Sebagai salah satu komponen dalam instrumen pembiayaan APBN, pemanfaatan ULN terus diarahkan untuk mendukung pembiayaan sektor produktif serta belanja prioritas dengan tetap memperhati​kan aspek keberlanjutan pengelolaan ULN.

Berdasar sektor ekonomi, ULN pemerintah utamanya mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (20,9 persen dari total ULN pemerintah), administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (18,8 persen), jasa pendidikan (16,8 persen), konstruksi (13,6 persen), serta jasa keuangan dan asuransi (9,5 persen). Posisi ULN pemerintah tetap terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,99 persen dari total ULN pemerintah.

Erwin Haryono menegaskan bahwa struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Hal ini tecermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tercatat sebesar 29,9 persen, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 85,7 persen dari total ULN.

“Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN. Peran ULN juga akan terus dioptimalkan untuk menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan. Upaya tersebut dilakukan dengan tetap meminimalkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian,” jelas Erwin.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Laba Bersih Citi Indonesia Naik 14% Jadi Rp1,3 Triliun di Kuartal II/2024
Next Post Wall Street, Dolar AS, dan Harga Minyak Dunia Kompak Menguat

Member Login

or