1
1

Keuangan Anda Ingin Sehat, Ayo Lakukan Financial Detox

Ilustrasi game keuangan. | Foto: PFI Mega Life

Media Asuransi, JAKARTA – Tidak hanya tubuh yang memerlukan detox tapi juga kondisi keuangan alias finansial juga memerlukan detox. Terlebih dalam situasi ketidakpastian ekonomi domestik dan global.

Istilah financial detox atau detoks keuangan merujuk pada proses membersihkan kebiasaan finansial yang tidak sehat dan mengatur ulang pengelolaan keuangan agar menjadi lebih sehat dan terkontrol.

Konsep ini diadaptasi dari istilah detoksifikasi pada tubuh, di mana seseorang berusaha “menetralisir racun” dalam hal ini kebiasaan buruk dalam mengelola uang, seperti pengeluaran konsumtif, utang yang menumpuk, atau pengelolaan anggaran yang tidak disiplin.

|Baca juga: Jangan Gegabah, Berikut 5 Alasan Kenapa Harus Mengenal Kondisi Keuangan Sendiri

Direktur PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) Danica Adhitama mengatakan layaknya tubuh yang perlu detoksifikasi untuk membuang racun dan meningkatkan kesehatan, kondisi keuangan juga membutuhkan “financial detox” untuk membersihkan kebiasaan buruk dalam pengelolaan uang.

“Hal ini menjadi penting untuk menghindari kebiasaan buruk seperti impulsive spending dan membantu dalam menyusun kembali tujuan keuangan di masa depan,” katanya dalam keterangan resmi dikutip, Selasa, 10 Juni 2025.

Survei GoodStats bertajuk Perilaku Mengelola Keuangan Masyarakat 2024 mengungkapkan bahwa 7 dari 10 orang Indonesia tidak menabung, dengan kebiasaan belanja impulsif menjadi salah satu penyebab utama.

Sekitar 34,5% responden mengaku lebih suka membelanjakan uang secara langsung daripada menabung, yang mengakibatkan dana cepat habis dan kebutuhan penting sering tidak terpenuhi. Ini menunjukkan bahwa masalah keuangan bukan hanya soal pendapatan, tapi juga bagaimana individu mengelola dan memprioritaskan penggunaan uang.

|Baca juga: Kapan Sebaiknya Perempuan Melek Keuangan? Baca Tuntas Informasi Berikut!

“Financial detox menawarkan dampak positif yang mendalam. Proses ini membantu individu memahami alur keuangan dengan lebih baik, sehingga pengeluaran dapat dialihkan kepada kebutuhan primer, seperti pelunasan utang atau tabungan. Lebih jauh, detoks keuangan mendorong pembentukan kebiasaan jangka panjang yang mendukung kondisi finansial yang sehat,” tambah Danica.

Financial detox melibatkan serangkaian langkah strategis untuk mengevaluasi, merestrukturisasi, dan meningkatkan pengelolaan keuangan.

Berikut adalah komponen utama dan langkah-langkah yang biasanya dilakukan dalam proses ini:

 

Evaluasi Kondisi Keuangan Saat Ini

Langkah awal adalah memahami posisi keuangan secara menyeluruh. Ini mencakup kemampuan menghitung total pendapatan dan pengeluaran bulanan. Hal ini dapat dilakukan dengan bantuan aplikasi pencatat keuangan Selain itu perlu juga mengidentifikasi utang (misalnya, kartu kredit, pinjaman pribadi, atau cicilan) serta meninjau aset (dana darurat, investasi, atau properti).

|Baca juga: Kode Keras Buat Kamu untuk Segera Mengatur Keuangan dengan Benar

Terpenting adalah bagaimana dapat mengevaluasi kebiasaan pengeluaran, seperti pengeluaran impulsif seperti kebiasaan membeli barang yang belum tentu dibutuhkan atau berlangganan layanan yang jarang digunakan.

 

Menghilangkan “Racun” Keuangan

Racun dalam konteks ini adalah kebiasaan atau pola keuangan yang merugikan. Pengeluaran berlebihan untuk hal-hal yang tidak esensial seperti kebiasaan makan di luar secara berlebihan atau belanja barang yang tidak dibutuhkan.

Racun keuangan sering kali juga tersembunyi di berbagai pengeluaran-pengeluaran kecil untuk kebutuhan non primer yang dilakukan secara rutin seperti kebiasaan membeli minuman di cafe, berlangganan platform hiburan hingga berbelanja saat diskon tanggal ganda di aplikasi loka pasar.

Pada tahap ini, keberanian untuk mengambil keputusan untuk membatalkan langganan yang tidak perlu, mengurangi frekuensi pengeluaran yang tidak terlalu mendesak, atau mulai melunasi utang dengan prioritas pada utang berbunga tinggi.

 

Menyusun Anggaran dan Rencana Keuangan

Setelah mengidentifikasi masalah, langkah selanjutnya adalah berani berkata “cukup” pada diri sendiri. Dan mengalihkan perhatian kepada memulai upaya membuat anggaran yang realistis untuk mengelola pendapatan dan pengeluaran.

|Baca juga:Mulai Sekarang Gunakan Kartu Kredit dengan Cara Ini Supaya Keuangan Tetap Stabil

Pendekatan popular yang patut dicoba adalah Metode 50/30/20 yaitu menyisihkan pendapatan rutin dengan komposisi 50% untuk kebutuhan pokok seperti sewa, tagihan, dan makanan, 30% untuk keinginan seperti hiburan dan hobi, serta 20% untuk investasi atau pelunasan utang.

Selain itu ada konsep Zero-based budgeting yang menganut paham setiap rupiah dari pendapatan dialokasikan untuk tujuan pengeluaran rutin yang esensial serta investasi dan tabungan, sehingga tidak ada uang yang “terbuang”.

 

Libatkan Pihak Ketiga Ahli Keuangan

Meningkatkan literasi keuangan melalui membaca buku, mengikuti kursus, atau berkonsultasi dengan perencana keuangan merupakan salah satu cara untuk memperdalam pengetahuan tentang pengelolaan uang. Melakukan konsultasi dan mulai melakukan investasi dengan memanfaatkan lembaga keuangan terpercaya juga dapat memberikan rasa aman terhadap dana yang disimpan.

Kemajuan teknologi dan digital juga membantu dalam mendapatkan informasi seperti artikel, webinar, bahkan alat penghitung simulasi (kalkulator investasi) secara gratis yang akan membantu kita mendapatkan berbagai alternatif pilihan investasi.

Financial detox bukanlah solusi instan, melainkan proses yang membutuhkan komitmen dan disiplin. Setiap orang memiliki kondisi keuangan yang berbeda, sehingga rencana detox harus disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan individu.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Pasar Kripto Diprediksi Masih Akan Bergerak Konsolidasi
Next Post Robert Kiyosaki Sebut Krisis Finansial Besar Segera Terjadi, Sudah Siap Menghadapinya?

Member Login

or