Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis sore berakhir di zona hijau. Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada penutupan perdagangan terpantau kian menguat ketimbang pagi tadi di Rp16.214 per US$.
IHSG Kamis, 11 Juli 2024, perdagangan sore ditutup di 7.300, menguat 13 poin atau setara 0,18 persen ketimbang pagi tadi di 7.287. Posisi tertinggi di 7.328 dan terendah di 7.274. Volume perdagangan hari ini tercatat sebanyak 17 miliar lembar saham senilai Rp9,6 triliun. Sebanyak 277 saham menguat, 271 saham melemah, dan 248 saham stagnan.
Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah pada perdagangan sore ditutup di Rp16.194 per US$, menguat 46 poin atau setara 0,28 persen dengan year to date return 5,17 persen. Hari ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp16.183 per US$ hingga Rp16.219 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp16.136 per US$.
Wall Street menguat
Di sisi lain, saham-saham Wall Street menguat pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB). Hal itu terjadi dengan indeks-indeks utama berakhir naik lebih dari satu persen dan mencapai rekor baru di tengah meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga mendatang.
|Baca juga: OJK: Ada 3 Tantangan Besar Perusahaan Asuransi dalam Penerapan PSAK 117
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 1,1 persen menjadi 38.921. Sedangkan indeks S&P 500 berbasis luas naik 1,0 persen menjadi 5.633 untuk rekor keenam berturut-turut. Kemudian indeks Komposit Nasdaq yang berpusat pada teknologi melonjak 1,2 persen menjadi berakhir pada rekor ketujuh berturut-turut.
Baik S&P 500 maupun Nasdaq berakhir pada level tertinggi sepanjang masa menyusul komentar Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell bahwa bank sentral tidak akan menunggu sampai inflasi mencapai dua persen sebelum mempertimbangkan penurunan suku bunga.
Sedangkan greenback diperdagangkan mendekati level terendah tiga minggu pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB). Kondisi itu terjadi lantaran nada hati-hati dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang menjaga sentimen risiko.
Sementara itu, dolar Selandia Baru melemah setelah bank sentral negara tersebut memberi isyarat melihat potensi penurunan suku bunga. Powell mengakui melemahnya pasar tenaga kerja dan membaiknya inflasi. “Kita sekarang menghadapi risiko dua sisi dalam perekonomian,” kata Powell.
Namun, dia menambahkan, penurunan suku bunga tidak tepat sampai The Fed memperoleh keyakinan yang lebih besar bahwa inflasi menuju target dua persen. “Powell mengambil pendekatan yang relatif hati-hati,” pungkas Kepala Strategi Pasar Corpay Karl Schamotta, di Toronto.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News