Media Asuransi, GLOBAL – Harga emas dunia stabil pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB). Kondisi itu terjadi setelah data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang beragam pada minggu lalu membuat para pedagang mencari lebih banyak petunjuk mengenai kecepatan dan skala penurunan suku bunga Federal Reserve.
Mengutip The Business Times, Selasa, 9 Januari 2024, harga emas di pasar spot tidak berubah di posisi US$2,044.49 per ons pada 0139 GMT, setelah jatuh selama seminggu pada Jumat. Sedangkan harga emas berjangka AS naik 0,1 persen menjadi US$2.051,10 per ons. Perdagangan sepi di Asia, dengan pasar Jepang tetap tutup karena hari libur.
Indeks dolar AS juga stabil, setelah menandai minggu terbaiknya sejak Juli 2023 pada Jumat. Kondisi itu membuat emas batangan lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Sedangkan imbal hasil obligasi Pemerintah AS bertenor 10 tahun bertahan di atas empat persen.
|Baca: Wall Street Cetak Keuntungan Solid
Data resmi menunjukkan bahwa pemberi kerja di AS mempekerjakan lebih banyak pekerja dibandingkan dengan perkiraan pada Desember. Namun data terpisah dari Institute for Supply Management (ISM) menunjukkan sektor jasa melambat secara signifikan pada bulan lalu.
“Pelaku pasar memperkirakan kemungkinan 64 persen penurunan suku bunga oleh bank sentral AS pada Maret,” ungkap alat CME FedWatch.
Spekulan emas Comex
Spekulan emas Comex menaikkan posisi net long mereka sebanyak 2.009 kontrak menjadi 137.516 dalam pekan hingga 2 Januari, data menunjukkan. Dari segi fisik, pembelian emas di konsumen utama India meningkat minggu lalu, karena harga domestik turun kembali dari rekor tertingginya.
Investor sekarang menunggu laporan inflasi harga konsumen AS pada Kamis waktu setempat (Jumat WIB). Penantian itu untuk mengetahui arah lebih lanjut mengenai waktu penurunan suku bunga The Fed.
|Baca: 4 Saham Ini Layak Dicermati saat IHSG Uji Level 7.245
Sedangkan perak di pasar spot sedikit berubah pada US$23,17 per ons. Sementara platinum naik 0,3 persen menjadi US$963,24 dan paladium naik 0,3 persen menjadi US$1.030,28 setelah penurunan sembilan sesi.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News