Media Asuransi, JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) memberikan peringkat idA untuk PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) serta Obligasi I dan Obligasi II yang diterbitkan. Prospek untuk peringkat perusahaan adalah stabil.
“Peringkat mencerminkan kegiatan usaha MBMA yang terintegrasi secara vertikal, sinergi yang kuat dengan grup dan mitra strategis, serta cadangan dan sumber daya tambang yang memadai,” tulis Pefindo dalam keterangan resmi dikutip, Selasa, 14 Januari 2025.
|Baca juga: Presiden Direktur Merdeka Battery (MBMA) Devin Antonio Ridwan Mengundurkan Diri
Namun, peringkat dibatasi oleh risiko pengembangan proyek-proyek baru dan paparan terhadap fluktuasi harga nikel. Peringkat dapat dinaikkan apabila MBMA memperkuat diversifikasi bisnisnya, termasuk dengan menambah proyek-proyek hilir di bisnis rantai nilai bahan baku baterai kendaraan bermotor listrik.
Peringkat juga dapat dinaikkan jika MBMA sukses mengoperasikan proyek-proyek barunya tepat waktu dan menghasilkan pendapatan yang lebih tinggi daripada yang diproyeksikan dengan meningkatkan indikator-indikator profitabilitas, yang akan secara berkelanjutan berdampak positif terhadap profil keuangan.
|Baca juga: Obligasi Rp2 Triliun Merdeka Battery Materials (MBMA) Diganjar Peringkat idA
Namun, peringkat dapat diturunkan jika MBMA mencatat pendapatan dan marjin laba yang lebih rendah dari yang telah diproyeksikan akibat tidak tercapainya target kinerja dari proyek-proyek baru tersebut, atau akibat dari penurunan harga nikel yang signifikan.
Peringkat juga dapat diturunkan apabila MBMA menambah utang yang substansial untuk membiayai proyek-proyek baru tanpa diimbangi oleh pendapatan atau EBITDA yang lebih tinggi. MBMA adalah perusahaan induk dari beberapa entitas yang beroperasi di Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) dan Konawe.
Perusahaan memiliki tiga smelter Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF), satu konverter nickel matte, dan proyek Acid Iron Metal (AIM), serta tambang nikel. MBMA juga memiliki penyertaan modal pada pabrik High Pressure Acid Leach (HPAL) di IMIP dan dalam tahap awal untuk mengembangkan pabrik HPAL di Indonesia Konawe Industrial Park (IKIP).
Per 30 September 2024, pemegang saham MBMA adalah PT Merdeka Energi Nusantara (50,04%), Huayong International (Hong Kong) Limited (7,55%), PT Alam Permai (5,43%), Winato Kartono (2,19%), dan publik (34,79%).
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News