Media Asuransi, GLOBAL – Prudential melaporkan kenaikan laba operasional sebesar sembilan persen pada semester I/2024. Kenaikan tersebut didorong oleh penjualan polis yang kuat di Singapura tetapi perlambatan bisnis di China dan Indonesia membatasi pertumbuhan keseluruhan perusahaan.
Dilansir dari Channel News Asia, Kamis, 29 Agustus 2024, perusahaan yang terdaftar di London dan Hong Kong ini mencatat laba operasional sebesar US$1,54 miliar untuk enam bulan pertama, naik dari US$1,46 miliar pada periode yang sama tahun lalu, dengan menggunakan kurs konstan.
Penjualan Annual Premium Equivalent (APE), indikator volume penjualan di Singapura, tumbuh 17 persen menjadi US$450 juta dalam enam bulan pertama dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Hal ini menjadikan Singapura pasar penjualan baru terbesar kedua Prudential, menggantikan China daratan.
Di sisi lain, pasar utama Hong Kong mengalami penurunan penjualan APE sebesar tujuh persen menjadi US$955 juta, terutama karena basis perbandingan yang tinggi dari tahun lalu ketika volume melonjak akibat permintaan tertunda dari pengunjung China yang membeli asuransi di Hong Kong usai pandemi.
|Baca juga: Profil Pramono Anung Usai Diusung PDIP sebagai Cagub Jakarta
|Baca juga: KPK Langsung Tahan 2 Tersangka Kasus Dugaan Korupsi di Jasindo
Di Indonesia, penjualan APE turun 25 persen menjadi US$107 juta selama periode tersebut dibandingkan dengan tahun lalu. Sementara itu, penjualan APE dari usaha patungan Prudential di China daratan, Citic-Prudential Life Insurance (CPL), turun 15 persen menjadi US$324 juta pada paruh pertama 2024 dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Penurunan penjualan di China terjadi setelah Prudential dan Citic, yang masing-masing memiliki 50 persen dari unit tersebut, menyuntikkan dana sebesar 2,5 miliar yuan (US$350,64 juta) pada Desember tahun lalu.
CEO Prudential Anil Wadhwani menyatakan kinerja ini dicapai setelah perusahaan mengambil langkah-langkah untuk memposisikan ulang bisnisnya di China daratan dalam menghadapi perubahan regulasi dan ekonomi makro. Namun, ia tidak memberikan rincian lebih lanjut.
|Baca juga: PermataBank Meluncurkan PermataUltimate Card
|Baca juga: Industri Asuransi Jiwa Optimalkan Kanal Distribusi untuk Tingkatkan Pendapatan Premi
Prudential juga menyoroti lemahnya pertumbuhan di China daratan dan kekhawatiran terkait sektor properti di negara tersebut terus memberikan tekanan pada suku bunga, yang dapat berdampak pada wilayah Asia secara keseluruhan serta kesehatan ekonomi global.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News