Media Asuransi, BOGOR – PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) atau CIMB Niaga, saat ini memiliki sekitar delapan juta nasabah. Terjadi penambahan jumlah sekitar satu juta nasabah dalam setahun terakhir.
“Hingga September 2024, jumlah nasabah CIMB Niaga mencapai delapan juta orang. Dalam satu tahun ini kita bertambah satu juta nasabah,” kata Direktur Consumer Banking CIMB Niaga, Noviady Wahyudi, dalam acara “CIMB Niaga Jurnalisme Inspiratif: Journalist Class & Workshop” di Bogor pada Kamis sore, 24 Oktober 2024.
|Baca juga: CIMB Niaga Optimistis KPR akan Meningkat Seiring Hadirnya Kementerian Perumahan dan Kawasan
Dia katakan, dari sekitar delapan juta nasabah tersebut, sekitar 90 persen bertransaksi menggunakan OCTO Mobile dan OCTO Cliks. “90 persen nasabah kami bertansaksi digital. Sedangkan sisanya masih transaksi di kantor cabang,” tutur Noviady.
Lebih lanjut dia sampaikan bahwa CIMB Niaga memiliki lima pilar strategi dalam mengarungi persaingan di industri perbankan tanah air. “Ada lima pilar stategi kami yang akan kami telah kita canangkan sejak tahun 2018 hingga nantinya berguna sampai 2030. Hal ini sejalan dengan keinginan kami, CIMB Niaga menjadi bank pilihan nasabah dan para pebisnis di Indonesia, dengan tujuan menghasilkan keuangan yang berkelanjutan,” kata kata Noviady Wahyudi.
Pertama, CIMB Niaga menjadi bank pilihan nasabah dan pebinis yang sesuai kapasitas yang dimiliki. Kedua, memiliki segmen pasar yang jelas yang akan disasar, yakni consumer banking dan ritel. Ketiga yakni menjaga cost. Keempat, memiliki modal yang cukup. Kelima memanfaatkan perkembangan informasi teknologi atau digitalisasi.
|Baca juga: CIMB Niaga Gelar Sharing Session dengan Nasabah Jepang di Batam
Lebih lanjut Noviady menuturkan bahwa CIMB Niaga saat ini merupakan bank swasta terbesar kedua di Indonesia. CIMB Niaga memiliki aset sebesar Rp347 triliun sedangkan total pinjaman mencapai Rp217 triliun, dengan dana pihak ketiga (DPK) Rp250 triliun.
Dia jelaskan, DPK Ritel mencapai Rp116,3 triliun atau sekitar 45 persen, sedangkan non titel mencapai Rp139,9 triliun. Sedangkan pinjaman mencapai Rp74 triliun atau 34 persen untuk ritel dan pinjaman yang non ritel mencapai Rp144,6 triliun atau 66 persen.
Portofolio pinjaman ritel yang terdiri dari perumahan, kendaraan bermotor, dan personal loan mencapai Rp74 triliun atau meningkat sekitar tujuh persen year on year (yoy). Dengan rincian untuk perumahan mencapai Rp43,64 triliun atau 59 persen, kendaraan bermotor Rp16,2 triliun atau 21 persen, dan personal loan mencapai Rp15,02 triliun atau sekitar 20 persen.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News