Media Asuransi, JAKARTA – Emiten karya pelat merah, PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) hingga September 2024, berhasil menurunkan utang usaha sebesar 23% dan utang bank & obligasi sebesar 23%, sehingga liabilitas ADHI pada kuartal III/2024 tercatat Rp25,3 triliun atau turun 19% dari Desember 2023 sebesar Rp31,3 triliun.
Pada periode ini, ADHI mencatatkan laba sebesar Rp69,3 miliar atau tumbuh sebesar 3 kali dari laba bersih periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp23,5 miliar.
Sejalan dengan itu, ADHI membukukan pendapatan proyek Non-JO sebesar Rp9,1 triliun yang dikontribusikan dari proyek infrastruktur seperti Jalan Tol Solo-Yogyakarta-Kulonprogo, Jalan Tol Yogyakarta-Bawen, dan beberapa proyek lainnya.
|Baca juga: Majelis Hakim Tolak Permohonan PKPU terhadap Adhi Karya (ADHI), Ini Alasannya!
Apabila ditambahkan dengan pendapatan JO maka total pendapatan JO dan NJO di kuartal III/2024 mencatat nilai Rp17 triliun, tumbuh 13% secara year on year dari Rp15 triliun pada kuartal III/2023.
Menurut peraturan akuntansi, perseroan tidak dapat mencatat pendapatan dari proyek JO secara langsung dalam laporan keuangan, melainkan hanya dapat mencatat bagian dari Laba Ventura Bersama. Untuk pos Laba Ventura Bersama tumbuh sebesar 2 kali dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp277,6 miliar pada kuartal III/2023 menjadi Rp568,73 miliar pada kuartal III/2024 yang dikontribusikan dari proyek Pembangunan Rumah Susun Polri dan BIN IKN – Penajam Paser, MRT Jakarta Fase II, dan beberapa proyek lainnya.
Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Rozi Sparta menerangkan peningkatan laba bersih ini mencerminkan kinerja yang solid, sekaligus menegaskan komitmen perusahaan untuk terus fokus pada pertumbuhan yang berkelanjutan di masa depan.
|Baca juga: Manajemen Adhi Karya (ADHI) Buka Suara Soal Tuntutan Perkara PKPU
Total aset ADHI sampai dengan kuartal III/2024 mencapai Rp34,6 triliun. ADHI telah menurunkan utang usaha sebesar 23% dan utang bank & obligasi sebesar 23%, sehingga liabilitas ADHI pada kuartal III/2024 tercatat Rp25,3 triliun atau turun 19% dari Desember 2023 sebesar Rp31,3 triliun. “Hal ini menunjukkan komitmen ADHI untuk memenuhi kewajiban yang dimiliki perseroan.”
Sementara itu, ekuitas ADHI pada kuartal III/2024 sebesar Rp9,3 triliun, sedangkan dari sisi Net Cash Flow Provided by Operating Activites ADHI mampu membukukan nilai positif sebesar Rp888,2 miliar dimana dikontribusikan dari pembayaran termin proyek yang dikerjakan oleh perseroan. “Pembayaran tersebut diharapkan dapat meningkatkan likuiditas ADHI untuk mendukung percepatan penyelesaian proyek.”
Dengan demikian, Solvabilitas menunjukkan perbaikan dimana Rasio DER Total dari tahun sebelumnya 3,39x menjadi 2,72x, rasio DER Interest Bearing Debt. ADHI pun turut menunjukkan perbaikan dari 1,33x pada tahun sebelumnya menjadi 1,00x. Rasio solvabilitas merupakan tolok ukur kemampuan suatu usaha dalam melunasi utang atau pinjaman dalam jangka waktu tertentu, hal ini menunjukkan kondisi postur kinerja ADHI yang semakin sehat.
Kontrak Baru
Sampai dengan bulan September 2024, ADHI telah memperoleh kontrak baru sebesar Rp14,2 triliun. Perolehan kontrak baru di September 2024 didapat dari pekerjaan proyek Gedung sebesar 46%, Sumber Daya Air sebesar 30%, sisanya Jalan & Jembatan, Properti, Manufaktur, dan EPC sebesar 24%. Sedangkan jika diurai dari sumber pendanaan bersumber dari Pemerintah sebesar 54%, Loan sebesar 9%, BUMN/D sebesar 19% dan Swasta sebesar 18%.
|Baca juga: Hingga Agustus 2024, Adhi Karya (ADHI) Kantongi Kontrak Baru Rp13,6 Triliun
Ditinjau dari lini bisnis, perolehan kontrak masih didominasi 90% dari lini Engineering & Konstruksi, 4% Property & Hospitality, 4% lini Manufaktur, dan Investasi & Konsesi sebesar 2%.
Dalam mencapai target kinerja tahun ini, tambah Rozi, ADHI menerapkan prinsip Operational Excellence untuk memaksimalkan produktivitas pada proyek-proyek yang sedang dikerjakan oleh perseroan.
“Selain itu ADHI bersikap lebih selektif dan cermat dalam pemilihan setiap proyek baru dengan memperhatikan skema pembayaran yang baik dan juga melakukan monitoring piutang proyek khususnya proyek-proyek besar untuk menjaga kas operasi tetap positif,” pungkas dia.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News