Media Asuransi, JAKARTA – Banyak orang sering salah kaprah soal reksa dana, mulai dari anggapan risikonya terlalu tinggi hingga keamanan yang diragukan. Padahal, kenyataannya justru sebaliknya. Dalam kondisi ekonomi saat ini, sekadar menabung sudah tidak cukup lagi. Inflasi yang terus terjadi akan mengikis daya beli tabunganmu seiring waktu.
|Baca juga: Rayakan Ulang Tahun ke-16, Mandiri Inhealth Berbagi dengan Panti Asuhan di 16 Kota
|Baca juga: Ketua DAI Tekankan Pentingnya Kode Etik untuk Restorasi Kepercayaan Industri Asuransi
Oleh karena itu, generasi muda semakin beralih pada strategi pengelolaan kekayaan yang lebih efektif, seperti investasi. Salah satu instrumen yang paling cocok untuk pemula adalah reksa dana. Meski telah lama ada, reksa dana sering kali terhalang oleh mitos-mitos keliru yang membuat banyak orang ragu untuk berinvestasi.
|Baca juga: Jasindo Syariah Raih Penghargaan Bergengsi dari Media Asuransi
|Baca juga: DAI Siapkan Langkah Menuju SRO, Embrio Sudah Ditancapkan!
Yuk, kenali fakta sebenarnya tentang reksa dana, sehingga kamu bisa berinvestasi dengan lebih percaya diri dan aman. Dilansir dari HSBC, Sabtu, 12 Oktober 2024, berikut berbagai mitos dan fakta tentang reksa dana yang perlu diketahui:
1. Mitos reksa dana berisiko tinggi
Reksa dana kerap disebut-sebut berinvestasi. Ketika menaruh sejumlah dana pada instrumen investasi ini, kamu harus bersiap-siap kehilangan sebagian nilainya bahkan seluruhnya.
Fakta: Tingkat risiko bisa diatur
Setiap instrumen investasi sejatinya memiliki risiko yang mesti siap kamu tanggung, tidak terkecuali reksa dana. Namun di luar itu, sebenarnya reksa dana justru termasuk jenis investasi yang memiliki tingkat risiko rendah untuk beberapa produknya, seperti jenis reksa dana pasar uang. Risiko rendah tersebut disebabkan dana yang kamu investasikan dimasukkan ke dalam produk investasi yang cenderung aman, seperti deposito dan obligasi pemerintah.
|Baca juga: OJK Sahkan Pendirian DPLK IFG Life
|Baca juga: 12 Perusahaan Asuransi Serahkan Bisnis Syariah, KUPASI: Kuantitas Bakal Ideal dan Struktur Lebih Kuat!
2. Mitos prosedur reksa dana amat rumit
Ada anggapan untuk bisa menanamkan dana di berbagai produk investasi, tidak terkecuali reksa dana, sangatlah rumit. Berbagai persiapan dokumen mesti disiapkan. Kamu juga harus datang ke tempat penjualan reksa dana dan menghabiskan berjam-jam untuk membeli jenis reksa dana incaranmu.
Fakta: Prosedur sangat mudah
Saat ini prosedur untuk berinvestasi di reksa dana sudah sangat mudah. Dokumen yang mesti kamu siapkan untuk bisa menanamkan dana di instrumen ini pun hanya KTP dan nomor rekening tabungan. Jika dulu memulai reksa dana harus datang ke bank penjual, saat ini bahkan kamu sudah bisa memulai dan membeli reksa dana secara daring.
3. Mitos pengelolaan reksa dana menyita waktu
Sudah untuk mulai berinvestasi di reksa dana memerlukan prosedur yang rumit, belum lagi pengelolaannya. Kamu mesti siap dibuat pusing karena harus memantau terus pergerakan produk reksa dana yang kamu miliki dan akan menyita waktu setiap hari.
Fakta: Pengelolaan dilakukan manajer investasi
Enaknya berinvestasi di reksa dana adalah kamu tidak perlu menghabiskan waktu setiap saat hanya untuk mengelola dana investasimu. Semua dana investasi yang sudah kamu masukkan ke reksa dana, akan diurus oleh manajer investasi. Kamu tinggal duduk santai sambil sesekali melihat pergerakan nilai investasimu yang dapat dipantau secara online.
|Baca juga: Edy Tuhirman Mundur dari Generali Indonesia, Ada Apa?
|Baca juga: RBC Turun Signifikan, Pengamat: Berpotensi Pukul Kepercayaan Masyarakat terhadap Industri Asuransi!
4. Mitos reksa dana harus bermodal besar
Jangan berharap bisa berinvestasi di reksa dana kalau duit yang kamu miliki tidak berjuta-juta. Pasalnya, mitos menyatakan modal yang harus ditanamkan di instrumen investasi ini tergolong besar. Hanya orang dengan stabilitas keuangan tinggi yang pada akhirnya bisa berinvestasi reksa dana.
Fakta: Modal mulai puluhan ribu
Nyatanya, dengan puluhan ribu rupiah saja, kamu sudah bisa memiliki akun reksa dana. Dengan ini, berinvestasi di reksa dana bisa dilakukan siapa saja, bahkan first-jobbers.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News