Media Asuransi, JAKARTA – Pengamat Asuransi Wahju Rohmanti memberikan peringatan serius terkait penurunan tajam rasio kecukupan modal atau Risk-Based Capital (RBC) yang dialami oleh beberapa perusahaan asuransi di Indonesia.
|Baca juga: OJK Terus Awasi Secara Intensif 8 Asuransi dan Reasuransi yang Bermasalah
|Baca juga: Mengenal Sosok Edy Tuhirman yang Pamit dari CEO Generali Indonesia
RBC merupakan metode pengukuran kesehatan keuangan perusahaan asuransi yang menilai kemampuan aset dan sumber daya perusahaan untuk memenuhi kewajiban dengan berbasis risiko.
Wahju menjelaskan penurunan RBC menunjukkan menurunnya kesehatan perusahaan asuransi yang dapat diartikan sebagai peningkatan risiko terhadap aset yang dimiliki.
“Hal ini diduga disebabkan oleh penurunan kualitas aset yang dimiliki perusahaan asuransi, atau kenaikan risiko liabilitas yang harus ditanggung,” ujarnya, kepada Media Asuransi, Selasa, 8 Oktober 2024.
|Baca juga: Penurunan Tajam RBC Berpotensi Jadi Biang Kerok Terjadinya Risiko Sistemik di Industri Asuransi?
|Baca juga: Edy Tuhirman Mundur dari Generali Indonesia, Ada Apa?
Kondisi ini tentunya berpotensi memukul mundur kepercayaan masyarakat terhadap industri asuransi yang baru saja berusaha bangkit setelah krisis kepercayaan akibat sejumlah kasus gagal klaim dari perusahaan-perusahaan besar.
“Kepercayaan masyarakat yang sudah mulai pulih bisa kembali tergerus jika situasi ini tidak ditangani dengan baik,” tegasnya.
|Baca juga: Generali Indonesia Sukses Dukung PLN Electric Run 2024
|Baca juga: Sri Mulyani Tegaskan Pentingnya Sinergi Jaga Stabilitas Ekonomi Indonesia
Penting bagi regulator dan perusahaan asuransi untuk segera melakukan evaluasi dan perbaikan agar bisa mengembalikan kepercayaan publik dan menjaga stabilitas industri asuransi di Indonesia.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News