Media Asuransi, GLOBAL – Badan Jasa Keuangan Jepang (FSA) telah menginstruksikan Sompo Japan Insurance Inc dan beberapa perusahaan asuransi lainnya untuk melaporkan insiden kebocoran data pemegang polis. Kebocoran ini melibatkan karyawan yang dipinjamkan ke agen asuransi dan secara tidak sah mengungkapkan informasi klien.
Sompo Japan mengakui karyawannya yang dipinjamkan ke sembilan agen asuransi membocorkan sekitar 2.700 set data pemegang polis dari Total Insurance Service Ltd di Tokyo dan 1.518 data pemegang polis asuransi kebakaran dari Hoei Co di Yokohama.
Merujuk pada laman Business Insurance Mag, Kamis, 25 Juli 2024, kebocoran ini melibatkan informasi dari klien perusahaan asuransi lain yang diserahkan kepada Sompo Japan. Perintah serupa dari FSA juga diterima oleh Tokio Marine & Nichido Fire Insurance Co, Mitsui Sumitomo Insurance Co, dan Aioi Nissay Dowa Insurance Co.
Selain itu, Tokio Marine Holdings melaporkan potensi kebocoran data pribadi yang memengaruhi sekitar 63.200 pemegang polis akibat serangan ransomware pada server yang dikelola oleh firma akuntansi yang disubkontrakkan.
|Baca juga: Asuransi Harus Progresif dan Adaptif
Entitas yang mungkin terpengaruh meliputi Tokio Marine & Nichido Fire Insurance Co, Tokio Marine & Nichido Life Insurance Co, dan E design Insurance Co. Informasi yang bocor mencakup nama, alamat, dan nomor polis asuransi. Hingga kini, belum ada laporan tentang penyalahgunaan data tersebut.
Dalam perkembangan lain, premi asuransi kebakaran di Jepang diperkirakan naik sekitar 10 persen mulai Oktober. Langkah ini diambil oleh empat perusahaan asuransi umum terkemuka, termasuk Sompo Japan, Mitsui Sumitomo Insurance Co, dan Aioi Nissay Dowa Insurance Co, sebagai respons terhadap meningkatnya biaya akibat bencana alam dan perbaikan rumah.
Tahun lalu, FSA menyetujui peningkatan tarif referensi asuransi kebakaran rata-rata sebesar 13 persen, yang digunakan oleh perusahaan asuransi untuk menentukan premi.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News