1
1

GenAI Diyakini Berikan Dampak Besar bagi Industri Asuransi di 2025

Ilustrasi. | Foto: Insurance Asia/Igor Omilaev from Unsplash

Media Asuransi, GLOBAL – Tahun ini diprediksi menjadi titik balik bagi industri asuransi dan reasuransi. Kondisi itu dengan kehadiran kecerdasan buatan generatif (GenAI) yang siap membawa perubahan besar.

Global Insurance Industry Leader dari Capgemini Adam Denninger percaya teknologi ini akan mengubah cara perusahaan asuransi berinteraksi dengan pelanggan dan mengelola operasional mereka.

|Baca juga: Prabowo Bakal Resmikan Bank Emas Pertama RI di 26 Februari, Cegah Emas Kabur!

|Baca juga: Bank Muamalat Belum Kunjung Listing di BEI, Begini Jawaban Bos OJK!

“AI sudah lama ada di industri asuransi, namun GenAI dan model bahasa besar kini memberikan kemampuan yang sebelumnya tidak mungkin. Ini adalah lompatan besar bagi kita,” ujar Denninger, dikutip dari Reinsurance News, Selasa, 19 Februari 2025.

Dengan AI, ia menyebutkan, perusahaan asuransi kini bisa melakukan percakapan yang hampir mirip dengan interaksi manusia, meningkatkan kualitas layanan yang diberikan kepada pelanggan. Denninger menegaskan meskipun selama ini AI sering dijanjikan, namun baru kali ini benar-benar menyaksikan penerapannya yang memberi dampak nyata.

“AI bukan solusi yang berdiri sendiri, melainkan bagian dari proses operasional yang lebih luas. Kita sedang menemukan cara untuk mengintegrasikannya dengan cara yang sangat efektif,” ungkapnya.

Kendati AI menjanjikan kemajuan besar, namun Denninger mengingatkan industri asuransi harus menghadapi tantangan berat, salah satunya adalah citra negatif yang sering muncul di masyarakat.

|Baca juga: Industri Asuransi Berduka, Komisaris IFG Life Yasril Y Rasyid Meninggal Dunia

|Baca juga: Profil Lengkap Jahja Setiaatmadja, Dirut BCA yang Naik ke Kursi Presiden Komisaris

“Persepsi buruk terhadap industri ini, yang sering kali berasal dari kesalahpahaman tentang apa yang sebenarnya dilakukan oleh asuransi, dapat menyebabkan kemarahan publik,” jelasnya.
Hal ini menyebabkan ancaman serius, bahkan tindak kekerasan terhadap anggota industri asuransi. Denninger menambahkan perusahaan asuransi harus cepat beradaptasi untuk menghadapinya.

“Bagi para eksekutif, yang jadi pertanyaan besar adalah bagaimana menyesuaikan bisnis di tengah tekanan ini? Selain itu, perusahaan juga perlu tetap fokus pada misi utama mereka dan memberikan perlindungan terhadap risiko,” pungkasnya.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Periode Penawaran Tender Sukarela Multistrada Arah Sarana (MASA) Diperpanjang
Next Post IHSG Melemah di Sesi I Respons Perundingan Ukraina-Rusia

Member Login

or