Media Asuransi, GLOBAL – Laporan terbaru dari Konsultan Aktuaria OAC menunjukkan ketegangan di Timur Tengah dapat menyebabkan penurunan volume premi asuransi. Hal itu terutama pada kelas-kelas seperti Asuransi Kargo Maritim, Perang Maritim, Kargo Penerbangan, Perang Penerbangan, Risiko Politik/Kerusuhan, dan Asuransi Kredit Perdagangan.
Iklim politik di seluruh Timur Tengah tetap tidak stabil. Serangan terus-menerus di lepas pantai Yaman memengaruhi asuransi maritim dan biaya pengiriman. Kapal-kapal menghindari beberapa jalur pengiriman dan diarahkan ulang, mengakibatkan rute perdagangan yang kurang efisien, sehingga menambah biaya premi asuransi perang laut.
Analis politik sangat khawatir tentang risiko konflik langsung dengan Iran. Jika hal ini terjadi, kemungkinan konflik tersebut akan memengaruhi pasar energi melalui pasokan minyak global -meskipun Iran dijatuhkan sanksi berat, namun tetap menjadi pemasok minyak yang signifikan untuk pasar energi global, demikian seperti disampaikan dalam laporan tersebut.
|Baca juga: Kemenkeu Catat APBN Surplus Rp31,3 Triliun per Januari 2024
“Gangguan apapun terhadap produksi minyak Iran kemungkinan memiliki dampak serius pada pasar energi global. Pasokan minyak mentah ke Eropa dan Amerika Utara terpengaruh secara materi oleh pembatasan yang baru-baru ini diterapkan pada sumber energi Rusia,” kata para analis, dikutip dari laman Reinsurance News, Jumat, 23 Februari 2024.
Kehilangan produksi yang signifikan dari produsen global lainnya akan menempatkan tekanan tambahan pada sistem yang sudah rapuh. Ini kemungkinan menyebabkan inflasi lebih lanjut, mungkin sehebat inflasi yang terjadi setelah dimulainya invasi Rusia ke Ukraina.
Memengaruhi pasar asuransi penerbangan
Dengan konsensus analis bahwa ada risiko tinggi konflik saat ini dapat meluas, laporan OAC Insurance Risk Monitor menyoroti bahwa ini juga dapat memengaruhi pasar asuransi penerbangan, terutama akibat gangguan perjalanan udara.
Kelanjutan konflik di wilayah tersebut dapat menyebabkan penyempitan lebih lanjut dari koridor konflik yang menghubungkan Eropa dan Asia. Karena penerbangan harus mengambil rute yang jauh lebih panjang maka akan ada tekanan pada tarif penerbangan.
|Baca juga: Profil Rosa Djunaidi, Bos Baru Asuransi Dayin Mitra yang Ahli Asuransi Kerugian
Akibatnya, permintaan perjalanan udara jarak jauh diperkirakan menurun, dengan penurunan jumlah penumpang dan jumlah penerbangan. Dalam skenario ini, laporan menyatakan, volume premi di pasar penerbangan diramal mengalami penurunan dan mencerminkan pengurangan eksposur.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News