1
1

Perusahaan Asuransi Eropa Hadapi Peningkatan Kerentanan Akibat Cuaca

Ilustrasi. | Foto: Pexels

Media Asuransi, JAKARTA – Moody’s, lembaga pemeringkat kredit global, merilis laporan terbaru yang mengungkapkan perusahaan asuransi properti dan kecelakaan (P&C) di Eropa kini menghadapi peningkatan kerentanan terhadap peristiwa cuaca yang bersifat struktural, bukan siklis.

|Baca: Market Brief: Indeks S&P 500 Catatkan Kenaikan 4 Hari Berturut, Tekanan Inflasi Berkurang

Menurut laporan tersebut, perubahan ini terutama disebabkan oleh penurunan tajam ketersediaan reasuransi dan kenaikan biaya yang signifikan, memaksa perusahaan asuransi utama untuk menanggung lebih banyak klaim terkait cuaca.

Mengutip Reinsurance News, Jumat, 14 Juni 2024, pada 2023, frekuensi dan tingkat keparahan peristiwa cuaca seperti banjir, badai es, dan kebakaran hutan menyebabkan kerugian besar bagi perusahaan asuransi di Eropa.

Cakupan reasuransi yang berkurang semakin memperburuk masalah ini, karena reasuradur mengurangi cakupan dan menaikkan harga setelah bertahun-tahun mengalami kerugian yang berkelanjutan.

Tanggung lebih banyak

Akibat dari situasi ini, perusahaan asuransi utama harus menanggung lebih banyak risiko sendiri, yang menyebabkan penurunan signifikan dalam rasio gabungan properti mereka, suatu ukuran penting dari profitabilitas underwriting. Sedangkan menjelang 2024, pasar reasuransi tetap dalam kondisi yang sulit.

Meskipun sifat siklis pasar ini, dengan harga yang diperkirakan mencapai puncaknya pada 2024, namun Moody’s tidak mengharapkan reasuradur untuk mengembalikan cakupan untuk risiko sekunder ke tingkat sebelum 2023. Ini berarti perusahaan asuransi utama akan terus menghadapi eksposur yang tinggi terhadap peristiwa cuaca.

Untuk mengatasi tingginya klaim terkait iklim, perusahaan asuransi utama mungkin perlu menaikkan harga. Namun, meneruskan biaya ini kepada pelanggan menjadi tantangan karena kenaikan harga yang sudah terjadi akibat inflasi baru-baru ini.

|Baca juga: Pelindo Husada Citra Diganjar Peringkat idA- oleh Pefindo

Selain itu, penilaian biaya klaim terkait iklim menjadi semakin sulit, seperti yang terlihat dari biaya tak terduga akibat badai es di Italia pada 2023. Sebagai alternatif, beberapa perusahaan asuransi mungkin memilih untuk menarik atau membatasi cakupan untuk risiko tertentu, namun langkah ini dapat memicu tekanan sosial dan potensi intervensi pemerintah.

Sebagai solusi lain, industri asuransi kini semakin mempromosikan langkah-langkah pencegahan seperti pembangunan pertahanan banjir dan penguatan bangunan untuk mengurangi dampak awal dari peristiwa cuaca. Meski demikian, langkah-langkah ini memerlukan biaya tinggi dan waktu yang lama untuk diimplementasikan.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Fitch Ratings Sematkan Peringkat Bolttech Insurance Hong Kong BBB+ dengan Prospek Stabil
Next Post Bertemu WNI di Uzbekistan, Basuki: Tularkan Kemampuan kepada Rekan di Indonesia

Member Login

or