Media Asuransi, GLOBAL – PT Taspen (Persero) terus menunjukkan kinerja keuangan yang positif dengan mempertahankan profitabilitasnya melalui investasi strategis. Hingga akhir 2023, perusahaan berhasil mempertahankan rasio solvabilitas yang kuat sebesar 497 persen, jauh di atas persyaratan minimum 100 persen, menunjukkan basis modal yang kokoh.
Selama lima tahun terakhir, Taspen secara konsisten mencatat laba, dengan pendapatan bersih meningkat signifikan menjadi US$49,11 juta (Rp805 miliar) pada 2023 dari US$6,95 juta (Rp114 miliar) pada tahun sebelumnya.
Dilansir dari laman Asia Insurance, Senin, 8 Juli 2024, peningkatan ini terutama didorong oleh pembayaran manfaat THT yang lebih rendah dan pendapatan investasi yang lebih tinggi, menurut laporan Fitch Ratings.
Namun, Fitch Ratings mencatat, kontribusi yang diterima Taspen tidak mencukupi untuk memenuhi klaim yang diharapkan, sehingga negara harus menanggung risiko tersebut. Sejak 2009, semua klaim JP dibayar dari anggaran negara, dengan total mencapai US$7,38 miliar (Rp121 triliun) pada 2023.
Kegiatan investasi Taspen diatur secara ketat oleh Kementerian Keuangan, dengan fokus pada obligasi pemerintah dan BUMN, obligasi korporasi, saham, dan reksa dana. Sebagai perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh negara, Taspen didukung penuh oleh pemerintah.
|Baca juga:Â Adhi Karya (ADHI) Pastikan IKN Bisa untuk Upacara HUT ke-79 Kemerdekaan RI
Sebanyak enam dari tujuh komisaris Taspen mewakili berbagai badan pemerintah, yang memastikan dukungan pemerintah terhadap kewajiban Taspen kepada pegawai negeri sipil melalui regulasi.
Sumber utama kontribusi Taspen berasal dari gaji pegawai negeri sipil untuk program pensiun (JP) dan tabungan hari tua (THT), yang masing-masing menyumbang 54 persen dan 35 persen pada 2023. Pemerintah juga memberikan kontribusi untuk program manfaat kematian (JKM) dan manfaat kecelakaan kerja (JKK).
Pada 2023, biaya karyawan menyumbang sembilan persen dari total anggaran negara, dengan klaim JP sendiri mengambil porsi lima persen, melebihi subsidi di sektor lain.
|Baca juga:Â Taspen Diganjar Peringkat AAA Outlook Stabil oleh Fitch
Meskipun kinerja bisnis Taspen dinilai ‘Paling Menguntungkan’ oleh Fitch, tata kelola perusahaan dinilai ‘Kurang Menguntungkan’ karena adanya tuduhan mismanajemen investasi. Hal ini menyebabkan pemecatan Direktur Utama Taspen pada Maret 2024.
Dengan dukungan penuh dari pemerintah dan strategi investasi yang ketat, Taspen berkomitmen untuk terus mempertahankan profitabilitas dan melindungi kepentingan para pegawai negeri sipil di Indonesia.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News