Media Asuransi, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menyiapkan kebijakan untuk menjaga menjaga stabilitas dalam rangka memperkuat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Ada lima bauran lima kebijakan di bidang moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran yang disiapkan.
Lima kebijakan tersebut adalah:
1. Penguatan strategi operasi moneter pro-market untuk memperkuat efektivitas transmisi kebijakan moneter, mempercepat pendalaman pasar uang dan pasar valuta asing (valas), serta mendorong aliran masuk modal asing, dengan: pertama, mengoptimalkan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI) sebagai instrumen moneter pro-market.
|Baca juga:Bank Indonesia Putuskan untuk Pertahankan BI-Rate Tetap 5,75%
Kedua, menjaga struktur suku bunga instrumen moneter untuk tetap menarik aliran masuk portofolio asing ke aset keuangan domestik. Ketiga, memperkuat strategi transaksi term-repo dan swap valas. Keempat, memperkuat peran Primary Dealer (PD) untuk meningkatkan transaksi SRBI di pasar sekunder dan transaksi repurchase agreement (repo) antarpelaku pasar.
2. Penguatan strategi stabilisasi nilai tukar rupiah yang sesuai dengan fundamental melalui intervensi di pasar valas pada transaksi spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), dan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.
3. Penguatan publikasi asesmen transparansi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) dengan pendalaman pada suku bunga kredit berdasarkan sektor prioritas yang menjadi cakupan KLM.
4. Penguatan akseptasi digital, dengan: pertama, implementasi strategi pencapaian target QRIS, baik dari sisi supply maupun demand, melalui sinergi dengan program Pemerintah untuk mencapai pertumbuhan yang inklusif dan peningkatan efisiensi transaksi ritel antarnegara. Kedua, menjaga momentum pemanfaatan kerjasama QRIS cross border pada koridor yang sudah terbentuk.
|Baca juga:Kegiatan Operasional Bank Indonesia pada Hari Raya Idulfitri 1446 H/Tahun 2025
5. Penguatan dukungan kebijakan sistem pembayaran pada program pemerintah, di antaranya melalui program perluasan QRIS cross border pada berbagai destinasi pariwisata dan wisatawan mancanegara, serta literasi keuangan untuk Pekerja Migran Indonesia (PMI).
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengatakan bahwa pihaknya juga terus memperkuat sinergi kebijakan dengan pemerintah untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi sejalan dengan program Asta Cita Pemerintah.
Sinergi dilakukan dalam tujuh area kebijakan, yakni: pertama, kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah dalam memitigasi gejolak global. Kedua, koordinasi kebijakan moneter dan fiskal. Ketiga, upaya mendorong pembiayaan ekonomi melalui KLM/ Keempat, dukungan dalam mengakselerasi transformasi digital pemerintah.
Kelima, upaya memperkuat hilirisasi dan ketahanan pangan. Keenam, dukungan dalam mendorong pengembangan ekonomi hijau, syariah, dan inklusi. Ketujuh, dukungan dalam pembangunan sumber daya manusia.
“Selain itu, Bank Indonesia terus mempererat sinergi kebijakan dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk menjaga stabilitas sistem keuangan,” kata Perry dalam jumpa pers secara daring, Rabu, 19 Maret 2025.
Menurut dia, Bank Indonesia juga memperkuat dan memperluas kerja sama internasional di area kebanksentralan. Termasuk konektivitas sistem pembayaran dan transaksi menggunakan mata uang lokal, serta memfasilitasi penyelenggaraan promosi investasi dan perdagangan di sektor prioritas bekerja sama dengan instansi terkait.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sering Merasa Kurang Pede? Yuk, Bangun Kepercayaan Dirimu Melalui Tips Ini!
Minggu, 20 April 2025
