1
1

Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah 11-15 Oktober 2021

Media Asuransi, JAKARTA – Mencermati kondisi perekonomian Indonesia khususnya sebagai dampak penyebaran Covid-19, Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah secara periodik. Indikator dimaksud adalah nilai tukar dan inflasi, sebagai berikut:

 

A.  Perkembangan Nilai Tukar 11 – 15 Oktober 2021

Pada akhir hari Kamis, 14 Oktober 2021

  1. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp14.115 per dolar AS.
  2. Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun turun ke level 6,29%.
  3. DXY melemah ke level 93,96.
  4. Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun turun ke level 1,511%.

 

Catatan:

–          DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).

–          UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.

|Baca juga: Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah

Pada pagi hari Jumat, 15 Oktober 2021

  1. Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.070 per dolar AS.
  2. Yield SBN 10 tahun turun ke level 6,18%.

 

Aliran Modal Asing (Minggu II Oktober 2021)

  1. Premi CDS Indonesia 5 tahun naik ke level 90,44 bps (basis points) per 14 Oktober 2021 dari 86,02 bps per 8 Oktober 2021.
  2. Berdasarkan data transaksi 11-14 Oktober 2021, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp5,05 triliun terdiri dari beli neto di pasar SBN sebesar Rp1,78 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp3,26 triliun.
  3. Berdasarkan data setelmen selama 2021 (ytd/year to date), nonresiden beli neto Rp0,80 triliun.

 

B.   Inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali

Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu II Oktober 2021, perkembangan harga pada Oktober 2021 tetap terkendali dan diperkirakan inflasi sebesar 0,08% month to month (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi Oktober 2021 secara tahun kalender sebesar 0,88% ytd, dan secara tahunan sebesar 1,62% year on year (yoy).

Direktur, Kepala Grup Departemen Komunikasi BI, Muhamad Nur, menjelaskan bahwa penyumbang utama inflasi Oktober 2021 sampai dengan minggu kedua yaitu komoditas  cabai merah sebesar 0,06% mtm, minyak goreng sebesar 0,02% mtm, cabai rawit, rokok kretek filter dan angkutan udara masing-masing sebesar 0,01% mtm.

Sementara itu, beberapa komoditas mengalami deflasi, antara lain telur ayam ras sebesar -0,03% (mtm), tomat sebesar -0,02% (mtm), bayam, kangkung, sawi hijau, bawang merah dan emas perhiasan masing-masing sebesar -0,01% (mtm).

“Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan,” kata Muhamad Nur dalam keterangan resmi yang dikutip Media Asuransi, Minggu, 17 Oktober 2021.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Bayar Makanan Cukup Scan QRIS
Next Post BI: Neraca Perdagangan Indonesia Positif Sejak Mei 2020

Member Login

or