– Sulit untuk kegiatan bisnis maupun pribadi sekarang ini yang tidak berkaitan dengan internet saat ini. Dengan internet, memang semuanya menjadi cepat, mudah dan nyama. Tapi risiko yang dihadapi, lebih-lebih dalam kegiatn bisnis, sangat besar. Dalam suatu laporan yang bertajuk ““Cyber: getting to grips with a complex risk”, Swiss Re mengungkapkan bahwa pasar cyber insurance memang berkembang cepat. “Tapi, skala penutupannya dengan batas kapasitas di pasar saat ini, dari 5 juta dolar sampai 100 juta dolar AS, masih relatif sedangsedang saja dibandingkan dengan potensi risiko yang sebagian besar belum diasuransikan,” kata laporan Swiss Re yang diterbitkan awal Maret 2017.
– Laporan ini dikeluarkan Swiss Re bersamaan dengan peluncuran Swiss Re Institute, yang mempunyai tugas untuk membangun pemikiran Swiss Re dalam industri asuransi, termasuk berbagai riset yang dilakukannya.
– Laporan Swiss Re mengungkapkan bahwa suatu hambatan utama dalam pengembangan solusi asuransi adalah yang berkaitan dengan sifat yang melekat dari cyber risks tersebut. Sifat-sifat tersebut kompleks untuk dipindah menjadi angka-angka, terutama karena perubahan lingkungan teknologi yang cepat dan langkanya data klaim historis yang berkaitan dengan cyber risks, yang bisa untuk memperkirakan risiko kerugian yang akan datang.
– Laporan itu mengungkapkan bahwa perusahaan-perusahaan asuransi dan vendor teknologi informasi melakukan eksperimen dengan berbagai pendekatan terhadap risiko-risiko cyber untuk memperkirakan kerugian-kerugian potensial pada kejadian-kejadian cyber yang terjadi. Sementara itu, inovasi produk dan proses dalam asuransi dan mekanisme transfer risiko lainnya, mempunyai peran yang penting dalam meningkatkan kemampuan manajemen risiko cyber. Salah satu faktor yang penting yang mempengaruhi kecepatan inovasi tersebut adalah dalam mendapatkan dan menganalisis data serta ancaman yang dibutuhkan untuk melakukan underwriting terhadap cyber risks secara akurat. Dan, saat ini, sedang terjadi perkembangan di industri asuransi dalam meningkatkan pengumpulan informasi dan pengolahannya.
– Tampaknya, apa yang dilaporkan oleh Swiss Re Institute tersebut mengingatkan kita bahwa cyber risks dapat menimpa siapa saja, baik itu perusahaan maupun perorangan. Karena, memang tidak ada saat ini kegiatan seseorang atau perusahaan pun yang terlepas dari cyber risks tadi.
– Perkembangan-perkembangan yang terjadi dalam asuransi, salah satunya yaitu cyber risks, memang sudah menjadi kenyataan. Padahal lima belas atau dua puluh tahun yang lalu, cyber risks tidaklah terpikirkan ada dan menjadi kenyataan.
– Menurut Bambang Suseno, Ketua Umum Ahli Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia (APARI), mengatakan bahwa sebagai pialang asuransi dan reasuransi, pihaknya dituntut untuk lebih inovatif dan ahli di bidangnya. “Karena kita bekerjasama dengan underwriter dalam menangani kebutuhan tertanggung atau klien, termasuk risiko-risiko yang baru seperti penggunaan internet,” katanya kepada Media Asuransi. Mucharor Djalil
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News