1
1

Pembukaan Perdagangan: IHSG Menghijau, Kurs Rupiah Keok!

Ilustrasi. | Foto: Freepik

Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Kamis pagi terpantau berada di jalur hijau. Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada perdagangan pagi dibuka melemah ketimbang penutupan perdagangan di hari sebelumnya di Rp16.175 per US$.

IHSG Kamis, 18 April 2024, perdagangan pagi dibuka di 7.130 dan tak lama menguat ke 7.157. Level tertinggi di 7.175 dan terendah di 7.142. Volume perdagangan pagi tercatat 1,11 miliar lembar saham senilai Rp833 miliar. Sebanyak 188 saham menguat, 150 saham melemah, dan 198 saham stagnan.

|Baca juga: 4 Rekomendasi Saham untuk Jemput Rezeki saat IHSG Diselimuti Awan Gelap

Sementara itu, mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi dibuka tertekan di Rp16.239 per US$ dengan year to date return 5,33 persen. Pagi ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp16.219 hingga Rp16.272 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp16.111 per US$.

Wall Street melemah

Di sisi lain, indeks utama Wall Street melemah dalam perdagangan berombak pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB). Pelemahan itu dengan saham-saham cip termasuk di antara saham-saham yang mengalami penurunan terbesar.

|Baca juga: Market Brief: Indeks S&P 500 dan Nasdaq Merosot Imbas Pelemahan Saham Nvidia

Pada pukul 11.30 ET, Dow Jones Industrial Average turun 139,48 poin atau 0,37 persen menjadi 37,659. Sedangkan indeks S&P 500 turun 20,54 poin atau 0,41 persen menjadi 5.030. Kemudian Nasdaq Composite turun 93,75 poin atau 0,59 persen menjadi 15.771.

Sedangkan dolar AS melemah tetapi mendekati level tertinggi dalam 5½ bulan pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB). Kondisi itu terjadi karena pejabat Federal Reserve menegaskan kembali siklus penurunan suku bunga ditunda sambil menunggu data ekonomi baru.

Data terbaru menunjukkan bahwa perekonomian AS berada pada jalur yang berbeda dibandingkan dengan perkiraan The Fed, sehingga menyebabkan investor mengurangi perkiraan mereka terhadap penurunan suku bunga di masa depan. Sementara itu, risiko meluasnya konflik Timur Tengah menambah daya tarik jangka pendek dolar sebagai aset safe-haven.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Indodana Finance Jalin Kerja Sama Pembiayaan dengan Bank BCA
Next Post Peringkat Mitratel Ditegaskan idAAA dengan Prospek Stabil

Member Login

or