Media Asuransi, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa pagi dibuka menguat. Meski demikian, para investor sebaiknya tetap berhati-hati lantaran indeks acuan saham Indonesia masih mempunyai peluang mengalami koreksi.
IHSG Selasa, 6 Februari 2024, perdagangan pagi dibuka di posisi 7.198 dan tak lama terus menguat ke 7.224. Level tertinggi di 7.249 dan terendah di 7.219. Volume perdagangan pagi tercatat 1,81 miliar lembar saham senilai Rp980 miliar. Sebanyak 226 saham menguat, sebanyak 152 saham melemah, dan sebanyak 215 saham stagnan.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada pembukaan perdagangan Selasa terlihat melemah ketimbang penutupan perdagangan di hari sebelumnya di Rp15.708 per US$. Mata uang Garuda masih belum memiliki kekuatan penuh untuk meredam keperkasaan mata uang Paman Sam.
|Baca: Pefindo Ganjar BNI Life dengan Peringkat idAA+ Prospek Stabil
Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi dibuka tertekan ke Rp15.743 per US$ dengan year to date return 2,26 persen. Pagi ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp15.735 hingga Rp15.747 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di Rp15.653 per US$.
Wall Street tertekan
Bursa saham Wall Street pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB) terlihat tertekan. Pelemahan terjadi karena imbal hasil treasury meningkat di tengah kekhawatiran mengenai waktu penurunan suku bunga di tahun ini.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 0,7 persen menjadi 38.380,12. Sedangkan indeks S&P 500 berbasis luas turun 0,3 persen menjadi 4.942,81. Kemudian indeks Komposit Nasdaq yang padat teknologi turun 0,2 persen menjadi 15.597,68.
|Baca: AAJI Dukung Penerapan Pelindungan Konsumen di Industri Asuransi Jiwa
Penurunan ini terjadi di tengah reaksi beragam terhadap laporan pendapatan pada hari sebelumnya. Saham Caterpillar ditutup naik 1,9 persen setelah raksasa industri itu melaporkan lonjakan pendapatan kuartal keempat untuk menutup 2023 yang kuat.
Sementara itu, dolar AS menguat ke level tertinggi dalam hampir tiga bulan terhadap mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin waktu setempat (Selasa pagi WIB). Kondisi tersebut terjadi karena para pedagang menarik kembali spekulasi penurunan suku bunga agresif oleh Federal Reserve tahun ini.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik menjadi 104,3, tertinggi sejak 17 November, dan terakhir naik 0,21 persen menjadi 104,27. Sedangkan euro jatuh ke level terendah sejak 11 Desember menjadi US$1,0747 dan terakhir turun 0,36 persen menjadi US$1,0752.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News