Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings telah mengafirmasi Peringkat Jangka Panjang Issuer Default Rating (IDR) PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) yang berbasis di Indonesia di ‘B-‘. Outlook adalah Stabil.
Fitch juga telah mengafirmasi peringkat obligasi dengan jaminan KIJA sebesar US$185,9 juta yang jatuh tempo pada 15 Desember 2027 di ‘B-‘ dengan Recovery Rating ‘RR4’. Obligasi dengan jaminan yang jatuh tempo tahun 2027 ini diterbitkan oleh KIJA, dijamin oleh beberapa anak usahanya dan dijamin dengan hipotek peringkat pertama atas beberapa bidang tanah.
“IDR di ‘B-‘ mencerminkan skala penjualan dengan kontrak KIJA yang kecil dan siklikalitas penjualan lahan industrinya, yang diimbangi oleh peningkatan arus kas non-pengembangan dari pembangkit listrik, dry port, dan jasa pengelolaan kawasan, yang dapat menutupi beban bunga,” jelasnya dalam keterangan resmi dikutip, Rabu, 6 November 2024.
|Baca juga: Jababeka (KIJA) Catatkan Pertumbuhan Pendapatan hingga 47%
Fitch Ratings Indonesia di saat yang sama telah mengafirmasi Peringkat Nasional Jangka Panjang KIJA di ‘BB+(idn)’. Outlook adalah Stabil.
Peringkat Nasional ‘BB’ menunjukkan risiko gagal bayar yang lebih tinggi relatif terhadap emiten atau obligasi lain di negara atau serikat moneter yang sama.
Fitch memperkirakan KIJA untuk mempertahankan arus kas berulang dari non-pengembangan yang lebih tinggi, mengimbangi siklikalitas dari penjualan properti industri. Kami memproyeksikan EBITDA non-pengembangan sebesar Rp516 miliar pada tahun 2024 dan Rp550 miliar pada tahun 2025 dari peningkatan penjualan listrik, volume di dry port, dan biaya pengelolaan kawasan seiring dengan pengembangan kawasan.
“Hal ini akan mengimbangi kenaikan kupon obligasi KIJA tahun 2027. Dengan demikian, kami memperkirakan EBITDA interest coverage non-pengembangan meningkat menjadi sekitar 1,5x dalam beberapa tahun ke depan (2023: 1,3x).”
|Baca juga: Kawasan Industri Makassar Diganjar Peringkat idBBB dengan Prospek Stabil
Skala KIJA tergolong kecil dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan pembanding lain yang diperingkat dengan prapenjualan diatas Rp2 triliun. Fitch memproyeksikan prapenjualan, tidak termasuk joint venture (JV) yang dimiliki KIJA sebesar 51% – PT Kawasan Industri Kendal (KIK) – tetap stabil di sekitar Rp900 miliar-Rp1 triliun dalam beberapa tahun ke depan. “Kami memperkirakan pertumbuhan single digit dalam penjualan industri karena persaingan yang lebih ketat dengan peningkatan pasokan baru.”
Fitch memperkirakan prapenjualan KIJA untuk lahan industri dan bangunan akan didukung oleh suku bunga yang lebih rendah dan peningkatan investasi asing langsung (FDI) di Indonesia.
“Kami memperkirakan arus masuk FDI akan tetap stabil karena produsen mencari diversifikasi rantai pasokan. Hal ini terlihat dari peningkatan investasi di KIK dari produsen otomotif dan baterai. Penjualan lahan dan bangunan industri akan menyumbang sebagian besar prapenjualan dalam dua tahun ke depan, dan sisanya berasal dari residensial yang terjangkau, ruko, dan lahan komersial.”
Fitch memproyeksikan pertumbuhan single digit pada prapenjualan residensial dan komersial mulai tahun 2025 seiring dengan berakhirnya perpanjangan potongan PPN pada Desember 2024.
“Regulasi ini memberikan diskon 11% pada nilai Rp2 miliar pertama dari total nilai rumah jadi dengan harga hingga Rp5 miliar, dari November 2023 hingga Desember 2024, yang bertujuan untuk membantu pembeli kelas menengah. PPN akan meningkat menjadi 12% mulai tahun 2025, dari 11% saat ini.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News