Media Asuransi, JAKARTA – Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini diperkirakan masih akan bergerak melemah karena ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS.
Pengamat Pasar Keuangan dan Komoditas Ariston Tjendra menjelaskan ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS kelihatannya masih menjadi pemicu pelemahan rupiah terhadap dolar AS hari ini.
“Potensi pelemahan ke arah Rp15.530-Rp15.550 dengan potensi support di sekitar Rp15.450 hari ini,” jelasnya kepada Media Asuransi, Rabu 27 September 2023.
|Baca juga: Yield Obligasi AS Naik Terus, Pergerakan Rupiah Diperkirakan Lanjutkan Pelemahan
Menurutnya, dengan kondisi inflasi AS yang masih belum stabil turun ke arah target 2% dan pertumbuhan ekonomi yang turun tidak dalam, Bank Sentral AS masih membuka peluang kenaikan suku bunga lagi.
“Semalam pimpinan Bank Sentral AS wilayah mineapolis, Neel Kaskhari, mengungkapkan adanya peluang suku bunga acuan AS dinaikkan lagi untuk menurunkan inflasi.”
Ariston mengatakan indikator seperti tingkat imbal hasil obligasi AS dan indeks dolar AS masih mendukung ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS.
Selain itu, jelas dia, harga minyak mentah dunia yang masih di atas US$90 per barel memberikan kekhawatiran tersendiri ke pelaku pasar karena harga minyak yang tinggi menjadi ancaman untuk inflasi global yang lebih tinggi yang bisa mendorong perlambatan ekonomi sehingga pelaku pasar keluar dari aset berisiko dan masuk ke aset aman dolar AS.
“Bagi negara net importir minyak seperti Indonesia, ini meningkatkan kebutuhan dolar AS yang bisa memicu penguatan dolar AS terhadap nilai tukarnya,” pungkas Ariston.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News