Media Asuransi, JAKARTA – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) atau BSI terus mendorong peningkatan pembiayaan kendaraan ramah lingkungan atau kendaraan listrik bagi masyarakat. Komitmen tersebut merupakan salah satu bagian dari upaya BSI dalam menjaga lingkungan dan mengurangi emisi karbon.
Menurut Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna, hingga Februari 2024 pembiayaan kendaraan di BSI mencapai portofolio Rp4,4 triliun dengan komposisi pembiayaan kendaraan ramah lingkungan mencapai Rp180 miliar. Hingga Februari 2024, portofolio pembiayaan kendaraan BSI mengalami peningkatan sebesar 48,3 persen (yoy).
Anton optimistis di 2024 pembiayaan kendaraan listrik di BSI akan terus menunjukkan tren yang positif. Hal ini juga ditopang oleh potensi pasar dan permintaan dari masyarakat yang semakin besar, serta banyaknya kebijakan dan kemudahan yang diberikan oleh pemerintah untuk masyarakat yang ingin membeli kendaraan listrik.
|Baca juga: Intip 4 Rekomendasi Saham yang Berpotensi Cuan di Awal Pekan
“Melihat tren tahun ke tahun dari 2022 ke 2023 yang meningkat, tren penjualan mobil listrik diproyeksikan tetap tumbuh pada 2024 ini,” ucap Anton, dikutip dari keterangan tertulisnya, Senin, 29 April 2024.
“Apalagi banyaknya produsen baru yang masuk ke Indonesia sehingga menambah kompetisi di pasar yang salah satunya dengan penawaran harga yang bersaing bagi konsumen yang membeli kendaraan listrik,” tambahnya.
Kendaraan berwawasan lingkungan
Ada beberapa hal yang membuat kendaraan listrik kini mulai diminati oleh masyarakat. Salah satunya, preferensi nasabah yang mendorong kemunculan Kendaraan Berwawasan Lingkungan (KBL) menjadi tren tersendiri. Terlebih, jenis KBL memiliki nilai tambah performance, fitur, dan lainnya.
Di sisi lain, harga yang bersaing dengan jenis kendaraan berbahan bakar minyak yang disebabkan adanya subsidi pemerintah serta perhitungan cost & maintenance yang lebih efisien, juga relaksasi pajak dan ketentuan ganjil-genap di kawasan Jakarta.
“Terakhir tentunya motivasi masyarakat untuk ikut mengurangi emisi karbon, polusi, dan kebisingan terkait penggunaan kendaraan,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News