1
1

Inilah Tips Ajarkan Anak Kelola Angpau Lebaran

Ilustrasi angpau Lebaran Foto Freepik

Media Asuransi, JAKARTA – Di hari raya Lebaran, anak-anak merasa gembira karena mereka sudah mengetahui bakal mendapat angpau Lebaran dari orang yang lebih tua. Orang tua perlu mengarahkan anak untuk menggunakan angpau ini secara bijak.

Saat menyambangi tetangga, saudara di kampung atau di kota yang sama untuk bersilaturahmi atau halal bihalal, orang tua juga mengajak anak untuk ikut serta. Selain menikmati hidangan khas Lebaran, ada lagi momen khas Lebaran yaitu pemberian angpau ke anak-anak oleh orang tua atau anggota keluarga yang sudah bekerja.

|Baca juga: 5 Tips Tetap Sehat Konsumsi Makanan saat Lebaran

Angpau atau ang pow dalam bahasa Hokkien berarti hadiah uang tunai yang disimpan dalam amplop merah. Saat perayaan tahun baru Imlek, angpau diberikan biasanya yang menerima anak-anak. Angpau dimaknai harapan baik dan simbol keberuntungan pada tahun yang baru.

Berbeda dengan tradisi Imlek, dalam Lebaran uang dimasukkan dalam amplop berwarna hijau. Dilansir dari islam.nu.or.id, tradisi berbagi angpau atau THR saat lebaran dalam tradisi Islam merupakan salah satu bentuk sedekah. Terlepas dari sejarah bagaimana tradisi ini bermula, tradisi ini merupakan tradisi berbagi kebahagiaan yang sangat baik.

|Baca juga: Lima Ide Rayakan Keseruan Libur Lebaran Bagi yang Tidak Mudik

Bagi orang tua yang anak-anaknya mendapat angpau, tidak ada salahnya untuk mengarahkan anak untuk mengelola angpau dengan bijak.

Dikutip dari website Universitas Muhammadiyah Surabaya, Dosen Ekonomi Syariah Universitas Muhammadiyah Surabaya Fatkur Huda membagikan tips agar orang tua mengajari anak cara mengelola angpau lebaran dengan bijak.

Pertama, memberi pemahaman ke anak perbedaan antara kebutuhan dan keinginan. Hal ini untuk membantu anak agar dapat mengelola angpau sebagaimana kebutuhan yang prioritas.

“Cara ini sudah dapat diajarkan kepada anak kita yang memasuki usia 4-6 tahun,”ujar Fatkur.

Hal ini bukan tidak mungkin, karena di usia ini anak sudah mulai dapat diajak berdiskusi tentang apa yang harus dibeli sebagai kebutuhan atau hanya sebagai sebuah keinginan saja. Contoh tentang alokasi untuk kebutuhan sekolah mereka, yang sifatnya menunjang pembelajaran.

Kedua, mengajarkan pengelolaan keuangan yang produktif. Mendapat uang angpau tentu akan menjadikan anak semakin konsumtif, sebab uang yang didapat dianggap sebagai sebuah bonus.

“Bagi anak yang sudah memasuki usia sekolah dasar (usia 7-12 tentu dapat kita arahkan untuk belajar produktif dalam mengelola keuangan. Hal ini dimaksudkan agar angpau yang diterima tidak habis dalam waktu sekejap,”imbuhnya lagi.

Menurutnya, anak di usia ini sudah dapat diarahkan untuk bisa membelanjakan uangnya ke arah yang produktif seperti menabung maupun investasi jangka pendek, orang tua juga bisa mengajak anak untuk belajar berwirausaha.

Pada usia ini orang tua harus mendampingi untuk menentukan tujuan daripada investasi maupun usaha yang dilakukan, agar di kemudiaan hari dapat dilakukan sebuah evaluasi.

Ketiga, mengajarkan untuk melakukan belanja dengan bijak. Memasuki anak dengan usia sekolah menengah pertama (usia 13-15 tahun) maka perlu pendekatan yang lebih dewasa, anak seusia ini sudah memiliki pilihan yang akan dilakukan dalam setiap belanja. Namun tentu perlu diingatkan lagi akan nilai kebutuhan dan keinginan dan selanjutnya berikan ia kebebasan untuk mengelola angpao lebaran miliknya dengan bijak.

Fatkur menegaskan, memberikan tambahan pengetahuan tentang cara kerja uang yang tidak sebatas sebagai alat tukar barang, tapi juga dapat sebagai alat investasi masa depan jangka panjang menjadi sangat penting seperti investasi dana pendidikan dengan membuka rekening atas nama sendiri dan atau menginvestasikan dalam bentuk emas.

Keempat, ajarkan tentang kemandirian dalam mencari uang. Anak dengan status sekolah menengah atas (rentan usia 16-18) masih menjadi anak kategori remaja atau belum dewasa yang tentu segala kebutuhannya masih menjadi tanggung jawab orang tua. Namun sebagai media pembelajaran anak harus dipahamkan tentang cara mencari uang sendiri. Tentu di usia ini tujuanya bukan untuk memenuhi kebutuhannya, melainkan agar anak mengerti akan kemandirian dalam mencari uang yang tentu tidak mudah.

Editor: Irdiya Setiawan

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Arus Balik Mudik Tanpa Stres? 5 Siasat Ini Bisa Kamu Terapkan!
Next Post Mari Mengenal Asuransi Melahirkan
mediaasuransi_pd_728x90_std_hsbc mediaasuransi_pd_300x600_std_hsbc mediaasuransi_pd_300x250_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x100_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x50_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x480_std_hsbc

Member Login

or