Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings Indonesia telah mengafirmasi Peringkat Nasional Jangka Panjang PT Bank UOB Indonesia (UOBI) di ‘AAA(idn)’ dan Peringkat Nasional Jangka Pendek di ‘F1+(idn)’. Outlook Peringkat Jangka Panjang adalah Stabil.
Pada saat yang sama, Fitch juga mengafirmasi peringkat penerbitan obligasi senior tanpa jaminan berdenominasi rupiah di ‘AAA(idn)’ dan obligasi subordinasi di ‘AA(idn)’.
“Peringkat Nasional Jangka Panjang ‘AAA’ menunjukkan peringkat tertinggi yang diberikan oleh Fitch dalam skala Peringkat Nasional untuk negara tersebut. Peringkat ini diberikan kepada emiten atau obligasi dengan ekspektasi risiko gagal bayar terendah dibandingkan dengan emiten atau obligasi lainnya di negara atau kesatuan moneter yang sama,” tulis Fitch dalam keterangan resminya.
|Baca juga: UOB Indonesia Kantongi Tambahan Modal Rp1,5 Triliun, Ini yang Akan Dilakukan
Peringkat Nasional Jangka Panjang ‘AA’ menunjukkan ekspektasi terhadap tingkat risiko gagal bayar yang sangat rendah dibandingkan dengan emiten atau obligasi lain di negara atau kesatuan moneter yang sama. Risiko gagal bayar yang melekat hanya sedikit berbeda dengan risiko gagal bayar pada emiten atau obligasi dengan peringkat tertinggi di negara tersebut.
Peringkat Nasional Jangka Pendek ‘F1’ menunjukkan kemampuan terkuat untuk membayar komitmen keuangan secara tepat waktu dibandingkan dengan emiten atau obligasi lain di negara yang sama. Berdasarkan skala Peringkat Nasional Fitch, peringkat ini diberikan pada risiko gagal bayar yang paling rendah dibandingkan dengan risiko gagal bayar lainnya di negara atau kesatuan moneter yang sama. Jika profil likuiditas sangat kuat, tanda “+” akan ditambahkan pada peringkat yang diberikan.
Peringkat Nasional UOBI mencerminkan pandangan Fitch mengenai kemungkinan besar dukungan luar biasa yang tepat waktu dari induk usaha bank yang memiliki peringkat lebih tinggi, United Overseas Bank Limited (UOB, AA-/Stabil/aa-), jika diperlukan. UOBI 99% dimiliki oleh UOB, dan kami percaya bahwa UOBI adalah anak perusahaan grup UOBI yang penting dan strategis.
“Kami menilai profil kredit mandiri (SCP) UOBI lebih lemah dibandingkan profil kredit yang didorong oleh dukungan. Hal ini terutama karena kuatnya peringkat induknya, tujuh tingkat di atas skor lingkungan operasi Indonesia di ‘bb+’, meningkatkan profil kredit UOBI, sementara lingkungan operasi yang lebih lemah membatasi SCP-nya. Waralaba domestik UOBI yang sederhana, tercermin dari pangsa pasar industri berbasis aset yang hanya sekitar 1,4% pada September 2023, juga membatasi penilaian SCP,” jelas Fitch.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News