1
1

4 Siasat yang Perlu Diterapkan saat Mengelola Risiko di Investasi Reksa Dana

Ilustrasi | Foto: Pexels

Media Asuransi, JAKARTA – Saat resesi ekonomi melanda, banyak investor merasa cemas. Bagaimana tidak, fluktuasi pasar dapat memengaruhi berbagai instrumen investasi, termasuk reksa dana. Tapi, apakah risiko ini bisa diantisipasi sejak awal agar kerugian dapat diminimalkan?

Investor reksa dana perlu menyusun strategi agar dana yang mereka tanamkan tetap bisa tumbuh, meskipun kondisi pasar tidak menentu. Salah satu langkah yang bisa diambil adalah fokus pada sektor-sektor yang masih memiliki performa stabil, atau setidaknya mampu bertahan di tengah ketidakpastian ekonomi.

|Baca juga: Gaji Terpangkas? Ini 4 Langkah Cerdas Atur Ulang Keuangan

|Baca juga: Mengenal Exchange Traded Fund dan Bedanya dengan Reksa Dana

Namun, investasi reksa dana, terutama yang bersifat jangka pendek, membutuhkan ketelitian ekstra. Karena terkait dengan banyak pihak, langkah cerdas perlu diambil untuk memastikan modal tetap aman dari guncangan ekonomi global.

Mengutip HSBC, Minggu, 20 Oktober 2024, berikut beberapa strategi yang bisa Anda terapkan untuk meminimalkan risiko dan menjaga keberlanjutan investasi di tengah situasi yang penuh tantangan ini yaitu:

1. Hindari mengikuti orang lain

Bisa saja terjadi suatu fenomena di mana ada sebuah perusahaan investasi baru yang menawarkan produk reksa dana yang kenaikan valuasinya cukup menarik. Tentu hal semacam ini bisa memikat banyak orang untuk tertarik menanamkan modalnya. Pada akhirnya hal ini akan membuat perusahaan tersebut kebanjiran dana investasi. Akan semakin banyak lagi yang ikut ketika kabar semacam ini tersebar.

Apabila menemui kejadian semacam ini, jangan sampai mengendurkan kecermatan Anda dalam memahami produk reksa dana yang ditawarkan manajer investasi. Ini karena memang ada produk investasi jangka pendek yang memang performanya musiman. Keberlangsungan untuk dapat mempertahankan kemampuannya jadi perlu dipertanyakan. Ini pun menjadi salah satu hal yang perlu dihindari.

|Baca juga: Ketua Umum AAUI Prediksi Kinerja Industri Asuransi Bakal Cerah di 2025

|Baca juga: Mau Coba Investasi Properti untuk Cari Cuan? Coba Baca Informasi Berikut Ini!

Ketika terjebak dalam situasi semacam ini, risiko untuk mendapat kerugian pada waktu selanjutnya akan terbuka lebih lebar. Untuk itu, selama mencoba berinvestasi di produk reksa dana semacam ini, rasionalitas dari investor tetap diperlukan. Terlebih lagi ketika banyak sektor bisnis yang terdampak dan belum bisa menjanjikan hasil maksimal.

2. Mengenali profil risiko

Profil risiko berkaitan dengan seberapa besar kemampuan seorang investor menghadapi berbagai hal selama menginvestasikan dananya di produk reksa dana. Hal ini perlu diperhitungkan terlebih dahulu sebelum Anda memutuskan mencoba dan memilih produk investasi jangka pendek.

Anda perlu mengenali kemampuan finansial pribadi sebelum menanamkan modal. Ini misalnya dimulai dari keberadaan sumber dana, apakah memang merupakan berasal dari sisa penghasilan yang belum terpakai atau mengambil kebutuhan utama. Kemudian, bisa diperhitungkan seberapa besar kerugian yang bisa ditanggung apabila mengalami kemungkinan terburuk.

 |Baca juga: Bank DBS Indonesia Beberkan Alasan Obligasi Kian Jadi Primadona di Masyarakat

|Baca juga: Bos Sompo Insurance Bocorkan 4 Biang Kerok Inflasi Kesehatan Meledak di RI

Kenali dengan baik karakteristik finansial pribadi Anda. Ketika masih lajang dan memiliki sejumlah tabungan, risiko untuk berinvestasi di bidang apa pun bisa lebih dilonggarkan. Sebaliknya ketika sudah berkeluarga, Anda perlu berpikir lebih cermat untuk mengambil risiko. Jika kemungkinan buruk terjadi, dampaknya bisa lebih terasa tidak hanya terhadap diri sendiri.

3. Lakukan diversifikasi portofolio investasi

Meski hampir merata, namun dampak krisis yang dihadapi berbagai sektor bisnis bisa saja berbeda. Untuk itu, jika Anda memutuskan untuk berinvestasi, sebaiknya memisahkan dana yang dimiliki untuk dibagi menjadi beragam produk reksa dana. Langkah ini untuk meminimalkan kemungkinan kerugian jika kinerja salah satu produk tidak sesuai harapan.

|Baca juga: Bank DBS Indonesia dan Moduit Bersinergi Perluas Akses Investasi Obligasi Pasar Sekunder

Apabila memang terjadi demikian, setidaknya masih ada peluang agar punya waktu untuk bergerak mencari metode investasi lain dibandingkan dengan mengandalkan satu jenis. Jadi, jangan terlalu tergoda untuk mencoba satu jenis atau produk saja secara maksimal, meski terlihat menjanjikan.

4. Bangun kepercayaan dengan manajer investasi

Kemungkinan terburuk bisa saja tetap terjadi. Misalnya ketika manajer investasi bangkrut dan keberadaan uang yang terlanjur disetorkan menjadi dipertanyakan. Untuk itu, sebelum memilih manajer investasi, Anda perlu melihat profilnya terlebih dahulu.

Pelajari produk reksa dana yang ditawarkan dan pastikan setiap poinnya bisa sesuai keinginan Anda. Selain itu, pelajari secara mendetail laporan rutin yang disampaikan.

|Baca juga: Profil Lengkap Erick Thohir yang Masuk Bursa Menteri Prabowo

|Baca juga: Sosok Airlangga Hartarto, Pengusaha hingga Politisi yang Dipanggil Prabowo ke Rumahnya

Memilih manajer investasi yang dirasa dapat dipercaya dan mumpuni secara kinerja menjadi cukup penting. Ini karena manajer investasi yang akan mengelola dana Anda untuk diputar di sejumlah bisnis lain. Kapasitas manajer investasi ini terlihat lebih penting lagi ketika memasuki masa seperti sekarang ini.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Tag Heuer Connected Calibre E4 Golf Edition
Next Post Perkuat Pasar Tradisional, Adira Finance Gelar Festival Pasar Rakyat 2024 di Pasar Legi Solo

Member Login

or