1
1

Aset Asuransi Tahun 2025 Diperkirakan Tumbuh 6,7%

Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun Ogi Prastomiyono. | Foto: Media Asuransi/Arief wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memperkirakan aset asuransi akan tumbuh sekitar 4,5 persen pada tahun 2024 ini. Kemudian di tahun 2025 mendatang, pertumbuhannya akan lebih tinggi, yakni mencapai 6,7 persen

Hal itu disampaikan Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (PPDP) OJK, Ogi Prastomiyono, saat menjawab pertanyaan wartawan dalam jumpa pers secara daring, Jumat siang, 1 November 2024. “Mengenai bagaimana prospek di tahun 2025, maka kita melihat bahwa akan ada peningkatan,” katanya.

|Baca juga: Premi Industri Asuransi Tumbuh 5,77% per September 2024

Dia jelaskan bahwa secara keseluruhan, di tahun 2024 itu aset asuransi akan tumbuh 4,5 persen. “Secara over all baik asuransi jiwa, asuransi umum, jadi asuransi komersial maupun asuransi yang non komersial. Pada tahun 2025 justru kita melihat bahwa akan ada peningkatan sebesar 6,7 persen,” tutur Ogi.

OJK melihat bahwa asuransi jiwa di tahun 2025 akan terjadi peningkatan sedikit, di kisaran 3-5 persen, untuk pertumbuhan aset. Sedangkan di asuransi umum, OJK melihat bahwa pertumbuhannya bisa terjaga di level 6-8 persen.

“Pertumbuhan secara organik maupun non organik, yaitu intensifikasi terhadap produk-produk yang telah ada maupun inovasi-inovasi produk untuk ekstensifikasi produk-produk asuransi di masa yang akan datang. Kemudian juga perbaikan-perbaikan business process yang akan mengarah pada efisiensi dari industri perasuransian. Dan penerapan-penerapan dari risk management dan governance. Selain itu peningkatan ekuitas yang sudah kita atur dalam POJK,” kata Ogi.

|Baca juga: OJK Awasi 15 Ribu Aset Industri Asuransi dan Dana Pensiun hingga Mei 2024

Menurut dia, untuk lini usaha yang berkembang, di tahun 2025 tentu ada pergeseran. Untuk asuransi jiwa, terjadi pergeseran yakni produk unitlink sudah bukan lagi menjadi penyumbang terbesar dan bergeser ke urutan nomor dua. “Sedang yang pertama itu produk konvensional berbentuk endowment. Sedang yang ketiga adalah terkait dengan asuransi kesehatan mulai menunjukkan perbaikan-perbaikan setelah ada koreksi-koreksi yang terjadi selama ini,” jelasnya.

Sementara itu untuk asuransi umum, lini usaha asuransi harta benda itu menjadi kontributor utama. Kemudian untuk kendaraan bermotor menjadi yang terbesar juga. “Sementara asuransi kredit setelah ada perbaikan, bergeser ke kontribusi yang di bawahnya,” tutur Ogi.

Editor: S. Edi Santosa

 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Laba Bersih Indolife Naik 66,65% di Kuartal III/2024
Next Post Risiko Geopolitik Meningkat, Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Tetap Terjaga

Member Login

or