1
1

Hasil Underwriting Kuat, Prospek Asuransi Umum Jepang Dipertahankan Stabil

Seorang underwriter sedang mengestimasi kalayakan nasabah asuransi. | Foto: freepick

Media Asuransi, GLOBAL – AM Best mempertahankan prospek stabil pada industri asuransi non-jiwa Jepang, dengan alasan underwriting yang menguntungkan dan stabil serta basis modal yang kuat di tengah ketidakpastian pasar keuangan.

Dikutip dari Laporan Segmen Pasar bertajuk, “Prospek Segmen Pasar: Asuransi Non-Jiwa Jepang”, Sabut, 3 Februari 2024, AM Best mencatat bahwa upaya perusahaan asuransi untuk meningkatkan profitabilitas lini asuransi kebakaran juga merupakan faktor dalam prospek stabil.

Kerugian akibat peristiwa bencana bersejarah berskala besar telah membebani hasil penjaminan asuransi kebakaran dan berkontribusi terhadap meningkatnya biaya reasuransi dalam beberapa tahun terakhir.

|Baca juga: Fitch: Gempa Bumi di Jepang Takkan Berdampak Signifikan ke Perusahaan Asuransi Umum

Oleh karena itu, sebagian besar perusahaan asuransi non-jiwa besar di dalam negeri menyadari adanya kebutuhan mendesak untuk memperhatikan keberlanjutan produk asuransi kebakaran mereka. Didukung oleh kenaikan tarif premi, premi langsung pada lini asuransi kebakaran tumbuh lebih dari 10% pada tahun fiskal 2022.

Sebagian besar perusahaan asuransi non-jiwa di Jepang melaporkan peningkatan pendapatan premi di sebagian besar lini bisnis dalam 12 bulan terakhir. AM Best memperkirakan bahwa dampak gempa bumi pada bulan Januari 2024 di Jepang akan dapat dikelola dibandingkan dengan basis keuntungan segmen non-kehidupan, karena sebagian besar kerugian perumahan ditanggung oleh pemerintah.

Meskipun tren premi dan profitabilitas pasar asuransi non-jiwa Jepang diperkirakan akan tetap stabil, ketidakpastian mengenai lingkungan makroekonomi Jepang masih dapat memberikan tekanan pada pasar asuransi dalam negeri selama 12 bulan ke depan.

“Ketidakpastian paling kritis berasal dari risiko yang terkait dengan inflasi dan pasar valuta asing, yang keduanya berkorelasi erat satu sama lain,” kata Charles Chiang, analis keuangan senior, AM Best.

Dia menambahkan inflasi yang terus-menerus lebih tinggi dari perkiraan dapat menekan profitabilitas perusahaan asuransi non-jiwa, yang didorong oleh kenaikan klaim asuransi dan biaya tenaga kerja dalam jangka pendek.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Sentimen terhadap Netflix Melonjak pada 2023, Ini Pemicunya!
Next Post AAJI Optimistis Asuransi Jiwa Berkembang di 2024

Member Login

or