1
1

Transformasi Digital Asuransi Tersendat, Faktor Ini Penyebabnya!

Ilustrasi. | Foto: Insurance Asia/MR SOCCER from Shutterstock

Media Asuransi, GLOBAL – Chief Financial Officer Generali Thailand Andrew Samaratunge mengungkapkan perusahaan asuransi menghadapi tantangan besar dalam upaya transformasi digital mereka. Hambatan utama yang dihadapi meliputi ketakutan akan penggantian tenaga kerja, rendahnya literasi digital, serta biaya investasi yang tinggi.

Menurut Samaratunge, masalah utama bukanlah resistensi terhadap digitalisasi, melainkan perubahan industri asuransi yang cenderung konservatif dan mengutamakan langkah-langkah jangka pendek.

“Industri keuangan, termasuk asuransi, memiliki sejarah panjang dalam memberikan keamanan finansial, sehingga lebih berhati-hati dalam mengambil risiko,” ujarnya, dikutip dari Insurance Asia, Selasa, 19 Februari 2025.

|Baca juga: WFH atau Remote Working, Mana yang Lebih Efektif?

|Baca juga: Profil Lengkap Gregory Hendra Lembong, Calon Bos Baru BCA (BBCA) Pengganti Jahja Setiaatmadja

Salah satu kendala yang dihadapi dalam penerapan digitalisasi adalah model bisnis asuransi yang masih bergantung pada perantara, sementara kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan asuransi masih rendah.

Upaya digitalisasi seperti pengembangan situs web dan aplikasi mobile sering kali tidak memberikan dampak besar karena keterbatasan jangkauan dan kurangnya daya tarik bagi pelanggan. Untuk mengatasi tantangan ini, Samaratunge menyarankan agar perusahaan asuransi memperluas penggunaan teknologi digital.

Misalnya, situs web perusahaan dapat dijadikan portal penjualan bagi berbagai kanal distribusi, sementara aplikasi mobile dapat dilengkapi dengan fitur gaya hidup seperti program loyalitas yang menawarkan diskon di sektor ritel, kuliner, perjalanan, dan kesehatan.

Ia menekankan, transformasi digital harus dipimpin dari tingkat manajemen atas dan didorong ke seluruh lapisan organisasi. Pemimpin perlu memiliki visi yang jelas dan berkomitmen untuk mendorong budaya inovasi, termasuk belajar dari kegagalan.

|Baca juga: BNI (BBNI) Naikkan Nilai Buyback Saham Jadi Rp1,5 Triliun

|Baca juga: Orang Tajir China Gunakan Asuransi untuk Jaga Warisan dan Hindari Sengketa

Selain itu, pengembangan keterampilan digital bagi karyawan, pelatihan, serta perekrutan talenta baru yang paham teknologi juga menjadi langkah krusial. Samaratunge menambahkan sektor keuangan, terutama asuransi, masih tertinggal dibandingkan dengan industri perbankan dalam hal digitalisasi.

Oleh karena itu, ia mendesak perusahaan asuransi untuk mempercepat adopsi teknologi guna memenuhi kebutuhan pelanggan yang terus berkembang dan menghadapi tekanan persaingan yang semakin ketat.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Pertamina Geothermal (PGEO) Gandeng Sinopec Star Kembangkan Energi Panas Bumi
Next Post Menko Perekonomian Bertemu dengan Federasi Industri Korea, Bahas Rantai Pasok Global
mediaasuransi_pd_728x90_std_hsbc mediaasuransi_pd_300x600_std_hsbc mediaasuransi_pd_300x250_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x100_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x50_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x480_std_hsbc

Member Login

or