1
1

Gotong Royong Membangun Keberlanjutan

Direktur Utama Semen Baturaja Suherman Yahya. | Foto: Semen Baturaja

 

Media Asuransi, JAKARTA – Keberlanjutan menjadi kata populer yang digunakan pemerintah hingga pemangku kepentingan dalam konteks pembangunan dan perekonomian di Tanah Air. Kata itu dianggap mewakili pertumbuhan yang terus menerus atau tanpa henti meski dihujani berbagai macam tantangan baik yang datang dari dalam maupun luar negeri.

Bagi PT Semen Baturaja Tbk (SMBR), keberlanjutan juga mempunyai nilai yang penting utamanya dalam menghadapi persaingan industri di semen nasional yang semakin kompetitif dan upaya untuk menciptakan pertumbuhan kinerja yang berkelanjutan. Namun demi memaksimalkannya, kata keberlanjutan dilengkapi menjadi kalimat sinergi membangun keberlanjutan.

|Baca juga: Lima Direksi Tugu Insurance Kompak Borong Saham TUGU

|Baca juga: Dikabarkan Jadi Dirut Marein (MREI), Robby Loho Mundur sebagai Preskom

Dalam kaitannya keberlanjutan, Direktur Utama Semen Baturaja Suherman Yahya menerjemahkannya dengan perseroan sudah merumuskan berbagai kebijakan dan inisiatif strategis yang tengah dijalankan yang tentunya dengan tetap mematuhi regulasi yang berlaku serta memperhatikan aspek risiko yang mungkin akan timbul.

“Pokok penting kebijakan dan inisiatif strategis perseroan berfokus pada Market Share Expansion Through Industrial Synergy, Cost Leadership Through SMBRGO45 Program, dan Competency Improvement of Employee,” kata Suherman.

Untuk inisiatif Market Share Expansion Through Industrial Synergy, Suherman menyebutkan, diarahkan kepada peningkatan volume penjualan dan market share melalui intensifikasi di wilayah pasar ritel saat ini yang memberikan margin positif, peningkatan kerja sama suplai semen curah dengan BUMN Karya, dan penetrasi ke wilayah baru yang potensial.

“Serta peningkatan transaksi penjualan secara digital melalui kerja sama dengan platform e-commerce dan pengembangan marketplace,” ucapnya.

|Baca juga: Mandiri Sekuritas Hadirkan Growin’ Syariah, Solusi Investasi Berkah di Pasar Modal Indonesia

|Baca juga: Asuransi Jasindo Berkomitmen Mendukung Pembangunan Nasional

Untuk inisiatif Cost Leadership Through SMBRGO45 Program, perseroan melakukan berbagai upaya efisiensi biaya di berbagai bidang. Perseroan mulai menjalankan program plant automation berbasis industri 4.0 dengan menerapkan intelligence process control system untuk mendorong perbaikan di sisi operasi.

Efisiensi biaya produksi juga dilakukan dengan mengoptimalkan penggunaan batu bara low calorie, alternative material, dan alternative fuel. Sedangkan dari sisi logistik dilakukan optimalisasi pola distribusi untuk mendapatkan biaya pelayanan ke pelanggan yang paling efisien.

“Perseroan pun memberikan perhatian penuh terhadap aspek SDM melalui inisiatif Competency Improvement of Employee yang secara konsisten terus dikembangkan untuk menciptakan SDM yang unggul dan profesional. Ketiga langkah inisiatif tersebut diharapkan dapat mendukung upaya agresif dalam menjawab kebutuhan pasar dan mencapai target-target,” tuturnya.

Bersinergi membangun keberlanjutan

Tidak mau sendirian, SMBR juga menggandeng pihak lainnya untuk bersinergi membangun keberlanjutan. SMBR, misalnya, sudah menjalin kerja sama dengan Universitas Baturaja (UNBARA). MoU tersebut memperluas cakupan ruang lingkup di berbagai bidang.

Ruang lingkup itu antara lain penelitian, pengembangan sains, informasi dan teknologi, peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan dan pelatihan, program magang, praktik kerja lapangan, kajian, serta kegiatan di bidang lingkungan hidup, tata kelola, pemberdayaan masyarakat, dan promosi untuk kepentingan bersama.

|Baca juga: Mengenal Lebih Dalam tentang Asuransi Umum dan Berbagai Manfaatnya

|Baca juga: Cara Jitu agar Anak Mudah Pahami Matematika

Suherman berharap kolaborasi tersebut tidak hanya menghasilkan penelitian dan inovasi yang relevan, tetapi juga membuka kesempatan bagi civitas akademika UNBARA untuk terlibat aktif dalam pengembangan SDM yang unggul.

“Dengan bekerja sama, kita dapat menciptakan generasi yang siap menghadapi tantangan industri dan memberikan kontribusi nyata dalam mewujudkan Indonesia Emas di 2045,” ujarnya.

Vice President of Corporate Secretary SMBR Hari Liandu menambahkan sinergi yang dilakukan SMBR merupakan upaya untuk mendorong pemenuhan Sustainable Development Goals (SDGs) Nomor 4 dan 17 tentang Pendidikan Bermutu dan Kemitraan untuk Mencapai Tujuan.

“Kami berkomitmen untuk hadir dalam lingkup akademis dan mendukung pencapaian Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang mencakup pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat,” kata Hari.

Seiring kata keberlanjutan, SMBR juga memaknainya dengan menggunakannya sebagai tema dalam puncak perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) bertema ‘Sinergi Membangun Keberlanjutan‘. Tema itu digunakan saat SMBR menginjak usia emas dan terus berkomitmen untuk mendukung pembangunan nasional dan menjaga kualitas produk yang unggul.

|Baca juga: Jangan Anggap Sepele, Ini Pentingnya Self Reward Buat Diri Sendiri!

|Baca juga: Anti Boncos, Investor Wajib Pahami Jebakan Psikologis Investasi Saham!

Selama 2023, SMBR mencetak kinerja positif baik dari sisi pendapatan maupun laba. Pendapatan 2023 sebesar Rp2,04 triliun atau meningkat delapan persen dari 2022 sejumlah Rp1,88 triliun. Adapun laba bersih di 2023 sebesar Rp121,57 miliar, melesat 57 persen dibandingkan dengan laba 2022 sebesar Rp77,32 miliar.

“Manajemen SMBR berkomitmen untuk berupaya menjaga kinerja positif sampai akhir 2024 meskipun berada di tengah tantangan pasar yang semakin kompetitif,” kata Suherman.

Senada dengan SMBR. Direktur Operasi PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) Reni Wulandari mengatakan, teknologi terapan yang dilakukan SIG menghasilkan produk semen hijau, yang merupakan semen yang diproduksi menggunakan material dan proses ramah lingkungan dengan emisi karbon yang lebih rendah tetapi memiliki kualitas yang setara di kelas peruntukannya.

“Semen hijau hasil karya SIG sejauh ini telah menghasilkan penurunan emisi karbon sampai dengan 38 persen per ton semen lebih rendah dibandingkan dengan semen konvensional,” kata Reni.

Sejalan dengan komitmen pengembangan semen hijau, SIG juga memperkenalkan precise-interlock brick yang telah diaplikasikan di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN). Produk ini merupakan inovasi produk turunan semen terbaru yang dinyatakan ramah gempa untuk wilayah dengan tingkat seismisitas tinggi (KDS D) oleh PUSKIM Kementerian PUPR.

Corporate Secretary SIG Vita Mahreyni mengatakan saat ini SIG terus meningkatkan operational excellence dan upaya-upaya untuk mendorong penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT) di setiap tahapan proses produksi untuk percepatan pencapaian target Net Zero Emission 2060.

|Baca juga: LPS Siapkan Pembayaran Simpanan Nasabah BPRS Kota Juang Perseroda

|Baca juga: Biaya Kesehatan Naik, Asuransi Tetap Penuhi Klaim Nasabah

“Penggunaan energi bersih seperti panel surya diharapkan akan meningkatkan porsi penggunaan EBT dan mendukung tercapainya target dalam menurunkan intensitas emisi CO2 cakupan 2 yang merupakan emisi tidak langsung dari penggunaan energi listrik seperti tertuang dalam Sustainability Road Map SIG,” ujar Mahreyni.

Mendukung pertumbuhan ekonomi nasional

Industri semen merupakan salah satu sektor yang terus menunjukkan kekuatan dan perannya secara signifikan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Saat ini, terdapat 16 perusahaan semen terintegrasi dengan total kapasitas produksi 120 juta ton per tahun, sehingga menempatkan Indonesia sebagai bagian dari produsen semen terbesar di Asia Tenggara.

Direktur Industri Semen, Keramik, dan Pengolahan Bahan Galian Nonlogam Kementerian Perindustrian Putu Nadi Astuti menyebutkan pada 2023, kebutuhan semen nasional sebesar 66,8 juta ton. Selain memenuhi pasokan di pasar domestik, industri semen di dalam negeri juga sudah melakukan ekspor semen 1,4 juta ton dan clinker 9,7 juta ton.

“Sementara itu, utilisasi industri semen kita sekitar 58 persen karena terjadinya over capacity,” kata Putu Nadi Astuti.

Putu mengungkapkan Kemenperin terus mendorong pengoptimalan penggunaan semen dalam negeri untuk mendukung proyek-proyek pemerintah dan swasta yang ada di Indonesia. Menurutnya konsumsi semen yang tinggi di Indonesia ini merupakan indikator penting dari pertumbuhan ekonomi nasional.

|Baca juga: Asuransi jasindo Fokus Garap Bisnis Unggulan Tertinggi dari Satelit

|Baca juga: Allianz Syariah & Maybank Indonesia Beri Bantuan Ambulans ke Dompet Dhuafa

“Di mana permintaan semen yang tinggi mengindikasikan tingginya pembangunan infrastruktur di suatu negara,” paparnya.

Di sisi lain, Kemenperin memacu produsen semen Indonesia agar terus melakukan perbaikan berkelanjutan untuk memastikan keberlanjutan dan menciptakan iklim usaha yang kondusif serta meningkatkan daya saing di pasar regional dan global.

Ia menambahkan salah satu program keberlanjutan yang diinisiasi oleh produsen semen Indonesia adalah dengan menerapkan dekarbonisasi industri dan menghasilkan produk semen ramah lingkungan untuk mencapai Net Zero Emission di masa depan.

“Kami bertekad menjalankan komitmen terhadap perubahan iklim dan keberlanjutan, dengan kami memiliki kewenangan untuk menyusun regulasi terkait dekarbonisasi industri dalam rangka mencapai Net Zero Emission untuk sektor industri serta melakukan inventarisasi capaian penurunan emisi gas rumah kaca,” tutur Putu.

Untuk dekarbonisasi industri semen, Kemenperin sedang dalam proses penyusunan peta jalan dekarbonisasi industri semen Indonesia untuk mencapai NZE pada 2050. Terobosan inovatif ini diupayakan melalui strategi pemantauan aksi mitigasi emisi karbon di industri semen.

“Dengan tujuan untuk memberikan strategi, rencana aksi, dan target dekarbonisasi industri semen untuk 2025-2050 yang bersifat kuantitatif dan terukur, sehingga industri semen nasional mampu mencapai NZE pada 2050,” ucapnya.

Beberapa fokus strategis yang akan dimasukkan dalam peta jalan tersebut adalah penurunan rasio klinker terhadap semen, peralihan ke bahan bakar alternatif, efisiensi energi, pengembangan teknologi inovatif, dan tentu saja pengembangan kebijakan pemerintah yang dapat mendukung program-program tersebut.

“Sebagai tindak lanjut dari implementasi dan untuk memperkuat legalitas roadmap dekarbonisasi industri semen nasional, kami berencana untuk meningkatkan roadmap tersebut menjadi Peraturan Menteri Perindustrian yang dapat menjadi landasan bagi produsen semen di Indonesia untuk mengembangkan roadmap dekarbonisasi masing-masing,” pungkasnya.

Editor: Angga Bratadhama

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Sering Banget Dicuekin, Ini Sebenarnya 4 Manfaat Asuransi untuk Anak Muda!
Next Post Yuk, Mengenal Mindful Eating

Member Login

or