1
1

Kebijakan Moneter BI Diperkirakan Tetap Akomodatif Sepanjang 2025

Gedung Bank Indonesia. | Foto: BI

Media Asuransi, JAKARTA – Analisis Tim Ekonom Bank Mandiri mengungkapkan kebijakan moneter Bank Indonesia (BI) diperkirakan tetap akomodatif sepanjang 2025. Kondisi itu dengan ruang pelonggaran terbuka selama stabilitas harga dan nilai tukar terjaga.

“Di sisi lain, akselerasi realisasi belanja pemerintah akan menjadi bantalan penting menghadapi ketidakpastian global,” kata Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro, dalam Mandiri Economic Outlook Q2 2025 bertajuk ‘Building Resillience in the Midst of Global Turbulence‘, di Jakarta, Senin, 19 Mei 2025.

|Baca juga: Bank Mandiri: Akselerasi Ekonomi 2025 Butuh Penguatan Sinergi Fiskal dan Moneter

Dari sisi daya beli, lanjutnya, riset Mandiri Spending Index (MSI) hingga 11 Mei 2025 mencatat level 257,9 poin, mencerminkan pemulihan belanja masyarakat usai Lebaran. Libur Hari Buruh dan Waisak menjadi salah satu faktor pendorong peningkatan konsumsi masyarakat, terutama pada kategori transportasi dan perjalanan.

“Belanja masyarakat tercatat naik signifikan di awal Mei, meski kemudian mengalami normalisasi wajar. Provinsi tujuan wisata seperti DIY, Jawa Tengah, dan Jawa Timur mencatat kenaikan tertinggi selama periode libur panjang,” imbuhnya.

Ketahanan ekonomi Indonesia tetap solid

Lebih lanjut, Andry Asmoro menyebutkan, perekonomian Indonesia memasuki 2025 dengan ketahanan yang tetap solid di tengah dinamika global yang menantang. Perlambatan pada kuartal I/2025 mencerminkan fase normalisasi menuju pola pertumbuhan yang lebih sehat dan seimbang.

Hal ini terlihat dari Produk Domestik Bruto (PDB) tumbuh sebesar 4,87 persen (yoy) pada triwulan I/2025, sedikit lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencatatkan 5,02 persen. Menurut hasil riset Tim Ekonom Bank Mandiri, kondisi ini dipengaruhi oleh efek basis tinggi pada 2024 serta sinyal awal perlambatan investasi domestik pascapemilu.

|Baca juga: IFG Life Gandeng Bank Mandiri Taspen Pasarkan Asuransi Jiwa Kredit

|Baca juga: Buana Finance (BBLD) Kantongi Kredit Rp200 Miliar dari Bank KEB Hana

Kemudian, tekanan eksternal meningkat seiring kebijakan perdagangan Amerika Serikat yang cenderung agresif melalui tarif resiprokal. “Ketidakpastian ini memicu gejolak pasar keuangan dan memengaruhi proyeksi pertumbuhan global yang diturunkan IMF dari 3,3 persen menjadi 2,8 persen,” kata Andry.

Kendati demikian, konsumsi rumah tangga tetap tumbuh 4,89 persen (yoy) meski sedikit lebih rendah dari triwulan IV/2024. Momentum Idulfitri 2025, menurut Andry, tetap menjadi pendorong, meski masyarakat mulai menunjukkan kecenderungan memperbesar alokasi untuk tabungan.

Pada saat yang sama, inflasi tahunan hingga April 2025 tercatat 1,95 persen, mencerminkan kondisi harga yang terkendali. Menurut Andry, normalisasi tarif listrik usai program subsidi menjadi penyumbang utama kenaikan terbatas tersebut.

|Baca juga: Vale Indonesia (INCO) Tebar Dividen 60% dari Laba 2024, Setara Rp569 Miliar

|Baca juga: OJK: Asosiasi Asuransi Tengah Menyusun Proposal untuk Dukung Program Makan Bergizi Gratis

Meski begitu, laju nilai tukar rupiah sempat menghadapi tekanan cukup besar sepanjang 2025 akibat meningkatnya ketegangan geopolitik dan penguatan dolar AS. Menurutnya, fluktuasi ini perlu direspons dengan kebijakan stabilisasi yang terukur dan terkoordinasi.

“Bank Mandiri memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di kisaran 4,93 persen sepanjang 2025,” pungkas Andry.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Prabowo Resmikan Produksi Perdana 2 Lapangan Migas ‘Milik’ Medco Energi (MEDC)
Next Post Bali Towerindo (BALI) Kantongi Fasilitas Kredit Rp1,98 Triliun dari Bank Mandiri
mediaasuransi_pd_728x90_std_hsbc mediaasuransi_pd_300x600_std_hsbc mediaasuransi_pd_300x250_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x100_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x50_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x480_std_hsbc

Member Login

or