Redaksi, Yth.
Saya punya pengalaman yang sedikit kurang menyenangkan terkait dengan penggunaan e-money. Sudah beberapa tahun terakhir saya biasa menggunakan e-money untuk pembayaran tol. Alasannya sederhana, biasanya antrian di pintu tol otomatis yang mengharuskan pembayaran menggunakan e-money, lebih pendek. Biasanya saya bawa lebih dari satu kartu e-money, karena sebelumnya pernah satu kali ternyata sisa saldo tidak mencukupi untuk transaksi, sehingga meminjam e-money pengendara mobil yang di belakang.
Selain membawa lebih dari satu kartu, saya punya kebiasaan saat melakukan top up nilainya minimal Rp100 ribu. Sehingga kadang saldonya di atas Rp200 ribu, karena ternyata masih ada cukup saldo namun saya sudah top up lagi. Nah, di sinilah pengalaman tidak menyenangkan itu terjadi. Suatu kali saldo di salah satu kartu e-money masih di atas Rp100 ribu, namun saya tidak bisa menggunakannya untuk bertransaksi di gardu pembayaran tol otomatis. Saya terpaksa menggunakan kartu satunya lagi.
Dalam perjalanan berikutnya, saat masuk pintu tol tidak ada fasilitas gerbang tol otomatis, jadi harus lewat petugas membayarnya, ternyata kartu e-money yang sama juga tidak dapat digunakan untuk bertransaksi. Si petugas menyampaikan dugaan bahwa magnet di kartu rusak, sehingga tidak terbaca datanya.
Karena kartunya ‘rusak’ maka hilanglah uang saya di dalam kartu itu yang saya yakini lebih dari Rp100 ribu. Seandainya saldo itu dapat dipindahkan ke kartu e-money lainnya, tentu nasabah seperti saya tidak akan dirugikan.
Terimakasih.
Firmansyah, Cikunir-Bekasi
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News