1
1

Menjamin Masa Depan Anak

Pendidikan adalah kebutuhan dasar dan wajib bagi manusia sebagai bekal menjalani kehidupan di dunia ini. Bahkan dalam ajaran Islam, wahyu yang pertama turun kepada Nabi Muhammad SAW adalah Iqra’ yang artinya Bacalah! Ini merupakan perintah pertama sang Pencipta kepada utusannya untuk belajar membaca segala sesuatu yang ada di muka bumi baik yang tersirat maupun yang tersurat. Dengan membaca, maka manusia akan mengetahui berbagai ilmu dan pengetahuan baru.

Di era modern, perintah membaca ini kemudian secara formal dilembagakan ke dalam institusi atau sistem pendidikan, mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau sederajat, Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat, hingga bangku kuliah. Meski negara melalui APBN/APBD mengamanatkan alokasi dana pendidikan sebesar 20 persen dari total anggaran, tetapi masalah biaya pendidikan masih menjadi momok mengerikan di negeri ini. Banyak anak-anak yang tidak bisa sekolah atau putus sekolah karena masalah biaya.

Secara ekonomi, biaya pendidikan ini memang tidak murah dan cenderung makin mahal tiap tahunnya, terutama sekolah-sekolah favorit atau bertaraf internasional. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi yang timbul dari sektor pendidikan mencapai 3,81 persen, sedangkan kenaikan rata-rata uang pangkal pendidikan di Indonesia mencapai 10-15 persen per tahun.

Sebagai orang tua tentu kita semua ingin anak-anak kita mengenyam pendidikan yang bagus agar dapat memiliki masa depan cerah. Oleh karena itu, dalam rangka memastikan bahwa anak-anak  kita memiliki masa depan cerah, kita harus memiliki jaminan atas biaya pendidikan anak. Saat ini, asuransi pendidikan menjadi salah satu alternatif pengelolaan dana pendidikan selain melalui tabungan perbankan dan investasi di pasar modal. Artinya, asuransi pendidikan bukan lagi menjadi satu-satunya pilihan masyarakat.

Agar tetap dilirik oleh para orang tua, asuransi pendidikan harus dapat menawarkan rider atau manfaat tambahan yang tidak tersedia dalam produk tabungan dan investasi. Jenis produknya harus tetap variatif baik tradional maupun unitlink sesuai profil atau kebutuhan nasabah. Mengingat durasi pertanggungannya yang jangka menengah-panjang, produk asuransi juga harus likuid untuk memenuhi kebutuhan mendesak dari nasabah misalnya dengan
adanya fasilitas pinjaman polis.

Melihat pentingnya jaminan biaya pendidikan dan potensi asuransi pendidikan yang sangat besar ke depannya ini, kami dalam Rapat Redaksi di Media Asuransi memutuskan untuk mengangkatnya menjadi Cover Story atau Laporan Utama edisi September 2021 bertajuk “Bagaimana agar Asuransi Pendidikan Diminati Masyarakat?”

Cover Story ini terdiri dari lima tulisan yang merupakan satu kesatuan. Pertama, Perkembangan Asuransi Pendidikan di Era Pandemi dan Peluang ke Depan. Kedua, Strategi Pemasaran Produk Asuransi Pendidikan di Tengah Pandemi Covid-19. Ketiga, Harapan Nasabah tentang Produk Asuransi Pendidikan Agar Tetap Menjadi Pilihan Terbaik Masyarakat. Keempat, Peran Perencana Keuangan bagi Produk Asuransi Pendidikan. Kelima, Eksekutif Asuransi Bicara tentang Asuransi Pendidikan.

Harapannya, apa yang kami sajikan dapat menjadi masukan bagi industri asuransi dalam pengemasan dan pemasaran produk asuransi pendidikan agar tetap diminati oleh masyarakat. Selamat menikmati sajian kami. Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Per 1 Oktober, Meterai Bisa Pakai Versi Digital
Next Post Potensi Besar dari Pengelolaan Aset Negara

Member Login

or