1
1

Indonesia Investment Authority (INA) Pertahankan Peringkat BBB dari Fitch

Ilustrasi kantor Indonesia Investment Authority | Foto: https://www.ina.go.id/

Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings telah menegaskan Peringkat Default Penerbit Mata Uang Asing dan Lokal Jangka Panjang (IDR) Indonesia Investment Authority (INA) pada ‘BBB’ dan Peringkat Default Penerbit Mata Uang Asing Jangka Pendek (IDR) pada ‘F2’.

Fitch Ratings Indonesia juga telah menegaskan Peringkat Jangka Panjang Nasional pada ‘AAA(idn)’ dan Peringkat Jangka Pendek Nasional pada ‘F1+(idn)’. Prospek peringkat jangka panjang adalah Stabil.

“Peringkat Nasional ‘AAA(idn)’ menunjukkan peringkat tertinggi yang diberikan oleh lembaga tersebut dalam skala Peringkat Nasional untuk Indonesia. Peringkat ini diberikan kepada penerbit atau obligasi dengan ekspektasi risiko gagal bayar terendah relatif terhadap semua penerbit atau obligasi lain di negara atau serikat moneter yang sama,” tulis Fitch dalam keterangan resmi dikutip, Rabu, 5 Februari 2025.

|Baca juga: Indonesia Investment Authority (INA) Diganjar Peringkat BBB oleh Fitch

Fitch mengklasifikasikan INA sebagai entitas terkait pemerintah (GRE) yang memiliki hubungan kredit dengan pemerintah Indonesia (BBB/Stabil). Penegasan tersebut mencerminkan peran kebijakan INA dalam menjalankan aktivitas investasi sebagai dana kekayaan negara Indonesia untuk menciptakan kekayaan generasi dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi nasional. Hal ini menghasilkan kemungkinan ‘Hampir Pasti’ dukungan negara untuk entitas tersebut, jika diperlukan, dan mengarah pada pemerataan peringkat INA dengan peringkat negara.

|Baca juga: Pacu Investasi di Indonesia, Bank Mandiri (BMRI) kembali Gelar Mandiri Investment Forum 2025

“Penilaian kami telah mempertimbangkan langkah pemerintah baru-baru ini untuk membentuk perusahaan “super-holding” bagi perusahaan milik negara di Indonesia.”

Berdasarkan penilaian Fitch saat ini terhadap berbagai peristiwa terkini dan kerangka peraturan yang tidak berubah untuk INA, Fitch yakin bahwa tingkat dukungan pemerintah untuk INA tetap utuh, sesuai dengan kriteria kami yang berlaku. “Kami berharap INA akan terus menjalankan mandat kebijakannya tanpa perubahan, mempertahankan peran strategis dan statusnya yang menonjol.”

Pendapatan INA pada kuartal III/2024 terus didorong oleh pendapatan dividen dari Bank Mandiri dan Bank Rakyat Indonesia, yang berjumlah Rp4,4 triliun, dan bunga dari deposito dan surat berharga, yang mencapai Rp1,4 triliun. INA terus bergantung pada ekuitas dan dana investor untuk memperluas portofolio investasinya, mempertahankan rasio utang terhadap ekuitas yang rendah sebesar 1,8% per September 2024.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Fitch Afirmasi Peringkat Sarana Multi Infrastruktur BBB Outlook Stabil
Next Post Bukit Asam (PTBA) Targetkan Penjualan Batu Bara 50,1 Juta Ton

Member Login

or