Media Asuransi, GLOBAL – Harga minyak dunia bervariasi pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB). Hal itu karena cuaca dingin yang parah yang mengganggu beberapa produksi minyak AS mengimbangi pertumbuhan ekonomi yang mengecewakan di Tiongkok yang memicu kekhawatiran terhadap permintaan energi.
Mengutip Channel News Asia, Kamis, 18 Januari 2024, harga minyak mentah berjangka Brent turun 41 sen menjadi US$77,88 per barel. Sedangkan harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 16 sen menjadi US$72,56.
Di North Dakota, negara bagian AS yang merupakan penghasil minyak terbesar, suhu di bawah nol derajat Fahrenheit menyebabkan produksi minyak di sana turun sebesar 650 ribu hingga 700 ribu barel per hari (bpd), lebih dari setengah produksi rata-rata, kata negara bagian tersebut.
|Baca: Wall Street Suram
“Kekhawatiran pasokan tersebut menyebabkan minyak mentah berjangka AS mengurangi kerugian di akhir sesi, dengan sebelumnya turun lebih dari US$1 per barel,” kata Presiden Lipow Oil Associates Andrew Lipow.
Stok minyak mentah domestik AS naik
Stok minyak mentah domestik AS naik pekan lalu sebesar 480 ribu barel, menurut sumber pasar yang mengutip angka American Petroleum Institute. Data persediaan Pemerintah AS akan dirilis pada Kamis waktu setempat (Jumat WIB).
“Data ekonomi tidak mengakhiri hambatan terhadap permintaan minyak mentah serta prospek Tiongkok untuk 2024 dan 2025 masih suram. Industri minyak mendukung gagasan, meskipun terjadi pemulihan sulit, permintaan minyak dari Tiongkok tetap kuat dan kemungkinan mencapai rekor tertinggi pada 2024,” kata Analis Pasar Senior Phillip Nova Priyanka Sachdeva.
Namun, produksi kilang minyak Tiongkok pada 2023 naik 9,3 persen ke rekor tertinggi, yang menunjukkan peningkatan permintaan meskipun tidak sesuai dengan ekspektasi beberapa analis. Tanda-tanda lain dari stabilnya permintaan Tiongkok juga telah terlihat.
Lebih lanjut, investor terus mewaspadai konflik laut dan udara di Laut Merah, yang sejauh ini tidak mendukung harga minyak meskipun ada kekhawatiran yang meningkat mengenai kapal tanker yang harus berhenti sejenak atau mengubah rute. Sehingga meningkatkan biaya pengiriman dan memperlambat pengiriman.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

