Media Asuransi, JAKARTA – Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini diperkirakan masih berpeluang melemah seiring dengan ekspektasi kenaikan suku bunga Bank Sentral AS alias The Fed.
Pengamat Pasar Modal dan Komoditas Ariston Tjendra menjelaskan peluang pelemahan rupiah terhadap dolar AS masih terbuka hari ini. “Ekspektasi suku bunga tinggi AS pascapengumuman hasil rapat Bank Sentral AS pekan lalu, masih bisa mendorong penguatan dolar AS terhadap nilai tukar lainnya,” jelasnya kepada Media Asuransi, Senin 25 September 2023.
|Baca juga: BI Lakukan Inovasi Kebijakan Moneter untuk Pastikan Inflasi Terkendali dan Nilai Tukar Rupiah Tetap Stabil
Menurutnya, yield obligasi AS terlihat masih bergerak di level tinggi; tenor 2 tahun di 5,1% dan tenor 10 tahun di 4,4%. Selain itu, sambung dia, harga minyak mentah yang sedang naik di area US$90 per barel juga bisa memberikan tekanan ke aset berisiko termasuk rupiah, dimana harga minyak yang meninggi bisa mendorong naik inflasi dan melambatkan pertumbuhan ekonomi global.
Di sisi lain, Ariston menerangkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang bisa mencapai 5% dan inflasi yang stabil tahun ini oleh ADB, bisa mengurangi kekhawatiran pasar terhadap ekonomi dalam negeri sehingga memberikan sentimen positif ke rupiah.
“Potensi pelemahan rupiah terhadap dolar AS hari ini ke arah Rp15.400, dengan potensi support di kisaran Rp15.350 per dolar AS,” pungkas dia.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News