1
1

Kredit Bank BTN Tumbuh 16,9 persen

PT Bank Tabungan Negara Tbk (Bank BTN) mencatatkan laba bersih Rp1,6 triliun per September 2016, meningkat 32,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2015 sebesar Rp1,2 triliun. Pertumbuhan laba ini berasal dari peningkatan pendapatan bunga bersih dan perolehan fee based income. Per September 2016, pendapatan bunga perseroan tercatat sebesar Rp12,8 triliun, tumbuh 12,8 persen dibandingkan per September 2015. Sedangkan pendapatan bunga bersih sebesar Rp5,5 triliun, naik 12,9 persen (year on year/yoy) dari Rp5,0 triliun per September tahun lalu. “Secara keseluruhan, pencapaian kinerja Bank BTN sangat baik dan rata-rata tumbuh di atas industri perbankan nasional. Kami optimistis akan dapat mempertahankan laju pertumbuhan dan mencapai taget akhir tahun 2016,” kata Direktur Utama Bank BTN Maryono, dalam jumpa pers di kantornya, Jakarta, 24 Oktober 2016.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa pada periode ini kredit dan pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp153,8 triliun, meningkat 16,9 persen dibanding per September 2015 yang tercatat sebesar Rp131,6 triliun. “Kredit dan pembiayaan Bank BTN tumbuh lebih baik, di atas rata-rata industri perbankan nasional yang per Agustus 2016 berada di kisaran 6,8 persen. Kita belum tahu angka industri per September. Kami memproyeksikan, kredit yang disalurkan perseroan akan terus tumbuh hingga akhir tahun 2016,” tutur Maryono.
Bank BTN tetap konsisten terhadap core business-nya dalam bidang pembiayaan perumahan. Karena kredit dan pembiayaan perumahan yang disalurkan per September 2016 mencapai Rp140,1 triliun atau 91 persen dari total kredit dan pembiayaan. Sementara itu sisanya yang sembilan persen atau bernilai Rp13,7 triliun disalurkan untuk kredit dan pembiyaan non perumahan.
“Dari total kredit yang disalurkan ke sektor perumahan tersebut, 34,0 persen atau sebesar Rp52,3 triliun disalurkan untuk KPR subsidi, sedang yang 38,1 persen atau bernilai Rp58,6 triliun untuk KPR non subsidi. Sisanya disalurkan untuk pembiayaan terkait perumahan sebesar Rp9,7 triliun dan kredit konstruksi sebesar Rp20,6 triliun,” jelas Maryono.
Dalam kondisi pertumbuhan kredit yang tinggi, dan kecenderungan meningkatnya non performing loan (NPL) industri perbankan nasional, Bank BTN tetap berkomitmen untuk menurunkan NPL perseroan hingga akhir tahun mendatang. Proses menekan NPL itu sudah dapat dilihat dari NPL perseroan yang berada di level 3,60 persen, turun dari periode yang sama tahun lalu sebesar 4,50 persen. “Kami fokus pada langkah-langkah strategis untuk menurunkan NPL, yaitu melalui perbaikan proses kredit (front end), intensifikasi dan perbaikan proses collection (middle end), restrukturisasi kredit dan percepatan eksekusi (recovery) agunan kredit bermasalah (back end). “Sampai dengan akhir tahun 2016, target NPL kami akan berada di bawah tiga persen,” tandas Maryono.
Dari sisi pendanaan, Bank BTN berhasil membukukan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 18,5 persen, yakni dari Rp 124,5 triliun di kuartal ketiga 2015 menjadi Rp147,5 triliun di kuartal ketiga tahun ini. Pertumbuhan DPK ini juga lebih tinggi dibanding rata-rata industri yang per Agustus 2016 sebesar 5,6 persen. Menurut Dirut Bank BTN Maryono, pertumbuhan DPK tertinggi berasal dari produk giro.
Sejalan dengan pertumbuhan kredit dan DPK, Bank BTN berhasil membukukan pertumbuhan aset sebesar 18,8 persen yoy, yakni dari Rp166 triliun per September 2015 menjadi Rp197,3 triliun per September 2016. Pertumbuhan aset ini juga masih di atas rata-rata industri perbankan nasional yang per Agustus 2016 hanya tumbuh sebesar 6,2 persen. Edi

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post OJK Ganti Pengurus AJB Bumiputera 1912
Next Post Zurich Topas Life Kerja Sama dengan Bank CTBC

Member Login

or