Media Asuransi – PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) akan segera merealisasikan pembangunan jaringan interkoneksi pipa yang menghubungkan Pipa Transmisi South Sumatra West Java (SSWJ) dengan pipa Transmisi West Java Area (WJA) yang sudah dibangun sebelumnya kurang lebih sepanjang 525 km. Pembangunan jaringan interkoneksi pipa SWWJ ini dilaksanakan mulai Maret 2021 dan ditargetkan rampung pada kuartal IV/2021.
Direktur Infrastruktur dan Teknologi PGN, Redy Ferryanto, mengatakan bahwa untuk melaksanakan pembangunan jaringan interkoneksi pipa SWWJ ini, perseroan telah melaksanakan penandatanganan engineering, procurement, construction, installation and commissioning (EPIC) dengan PT Pratiwi Putri Sulung, pada Kamis, 18 Maret 2021.
“Pembangunan jaringan interkoneksi pipa SWWJ akan dilaksanakan oleh PT Pratiwi Putri Sulung dengan panjang mencapai 1.000 km. nantinya, jaringan ini akan terhubung dengan Pipa Transmisi West Java Area (WJA) yang sudah dibangun sebelumnya kurang lebih sepanjang 525 km,” kata Redi dalam keterangan tertulis yang dikutip Media Asuransi, Jumat, 19 Maret 2021.
Baca Juga:
- Telefast Jalin Kerja Sama dengan Onstar Express
- Semen Baturaja (SMBR) Jalin Kerja Sama dengan Huadian Bukit Asam Power(HBAP)
- Hingga 18 Maret 2021, Emisi Obligasi dan Sukuk Capai Rp15,83 Triliun
- Pabrik Gula Rajawali (PGRI) Bersiap Lunasi MTN Jatuh Tempo
Menurut Redy, pembangunan jaringan interkoneksi pipa SWWJ tersebut merupakan realisasi atas program pipanisasi gas bumi jangka menengah tahun 2021-2023 dengan target meningkatkan kualitas infrastruktur gas dan konsumsi gas bumi nasional. Lewat integrasi pipa transmisi tersebut, gas bumi dari Lapangan Gas Sumbagtengsel pada pipa SSJW I-Bojonegara-Cikande–Bitung akan terkoneksi dengan Stasiun Bitung pada Pipa WJA.
Redy menambahkan, jaringan interkoneksi pipa SWWJ ini nantinya dapat memberikan support pada Stasiun Bitung akan menyalurkan gas dari SSWJ dengan kapasitas maksimal kurang lebih 165 BBTUD untuk kebutuhan gas Pupuk Kujang Cikampek (PKC) dan RU Balongan, sekaligus sebagai sumber pasokan untuk mengantisipasi natural decline dari pasokan gas di lapangan produksi Jawa Bagian Barat.
“Diharapkan, interkoneksi pipa Sumatera dan Jawa ini nanti dapat memperkuat keandalan infrastruktur gas bumi di Indonesia Bagian Barat. Selanjutnya dapat membantu pemerintah dalam rangka mencapai kemandirian energi, karena pemanfaatan gas domestik diharapkan semakin meningkat,” jelasnya.
Redy menegaskan, interkoneksi pipa ini menjadi bukti milestone penting bahwa peran pengelolaan gas di subholding sudah terintegrasi untuk melayani kebutuhan gas nasional yang handal. Kemudian nilai lebih utilisasi gas bumi yang berkelanjutan, diharap mampu berkontribusi secara nyata untuk peningkatan daya saing dan pertumbuhan perekonomian nasional.
“Saat ini perseroan mengelola 96 persen infrastruktur gas bumi nasional, baik pipa sepanjang 10.688 KM maupun non pipa seperti fasilitas CNG dan LNG dari upstream hingga downstream. PGN juga mengelola seluruh rantai gas bumi termasuk CNG dan LNG dan melayani ke pengguna akhir dengan sinergi seluruh entitas anak dan afiliasi yang meliputi segmen komersial industri, UMKM, rumah tangga, pembangkit listrik, dan transportasi (SPBG),” pungkasnya. One
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News