Media Asuransi, JAKARTA – Ketidakpastian ekonomi yang diperparah dengan konflik kian mendidih di Timur Tengah pada akhirnya memberikan tekanan terhadap aktivitas perekonomian dan salah satu ujung rantainya menekan instrumen investasi, tidak terkecuali di Indonesia. Namun, kondisi itu tidak melulu negatif.
|Baca juga: PFI Mega Life Insurance akan Spin Off Unit Syariah dengan Mendirikan Perusahaan Asuransi Syariah Baru
|Baca juga: Ian F. Natapradja Diangkat Jadi Dirkeu Avrist General
Pasalnya, ketika ketidakpastian ekonomi melanda maka biasanya harga emas cenderung mengalami kenaikan. Pada awal tahun ini, misalnya, harga emas global beberapa kali mencetak rekor tertinggi dan pada akhirnya memberikan efek terhadap harga emas di Indonesia. Kondisi ini yang akhirnya turut dimanfaatkan oleh para investor emas.
Instrumen emas yang dimaksudkan pada konteks ini adalah logam mulia atau emas batangan. Lantaran emas kian jadi primadona yang akhirnya membuat banyak pihak memfasilitasi investasi di instrumen tersebut termasuk menghadirkan fasilitas pembiayaan baik dari sisi konvensional maupun berbasis syariah.
|Baca juga: Prabowo Panggil 49 Calon Menteri, Berikut Deretan Lengkapnya!
|Baca juga: Profil Sri Mulyani, Calon Menkeu di Era Prabowo yang Punya Jam Terbang Tinggi
Tak ditampik, investasi emas terbilang sesuai untuk mereka yang memutuskan berinvestasi dalam jangka waktu panjang. Tujuannya beragam mulai dari menyiapkan dana pensiun, membiayai pendidikan anak, dan lainnya. Kondisi itu sejalan dengan investasi di instrumen emas sering dianggap lebih mudah dipahami dan bisa dimulai dengan modal relatif kecil.
Melihat potensi cuan yang besar dari kilau emas yang membuat BCA Syariah menjadi salah satu institusi keuangan syariah yang turut memfasilitasi pembiayaan emas yakni produk pembiayaan Murabahah Emas BCA Syariah. Sedangkan pada Agustus 2024, kinerja pembiayaan emas di BCA Syariah terus mengalami tren kenaikan signifikan.
Adapun syarat pembiayaan Murabahah Emas BCA Syariah pun terbilang mudah mulai dari usia minimal 21 tahun, menyiapkan uang muka, biaya administrasi, biaya materai, dan premi asuransi jiwa (opsional), serta usia maksimal pada saat jatuh tempo pembiayaan 55 tahun untuk karyawan dan 60 tahun untuk wiraswasta/profesional.
|Baca juga: Buntut PKPU, BEI Suspensi Perdagangan Saham PP Properti (PPRO)
|Baca juga: Bank DBS Indonesia dan Moduit Bersinergi Perluas Akses Investasi Obligasi Pasar Sekunder
Direktur BCA Syariah Pranata mengungkapkan outstanding pembiayaan emas BCA Syariah naik 210,80 persen secara tahunan (yoy) dari Rp41,0 miliar pada Agustus 2023 menjadi Rp127,3 miliar pada Agustus 2024. BCA Syariah pede bisa menutup tahun ini dengan target pembiayaan emas mencapai Rp300 miliar dan pertumbuhan di kisaran 20-30 persen.
Target tersebut diyakini tercapai sejalan dengan adanya tren penurunan suku bunga yang akhirnya bisa berimbas terhadap kenaikan harga emas. Pranata mengungkapkan saat ini produk Murabahah Emas menyumbang sekitar 15 persen atau sebesar Rp280 miliar terhadap total pembiayaan konsumer BCA Syariah.
Sedangkan jumlah akun pembiayaan emas di BCA Syariah mencapai 6.000 atau meningkat dua kali lipat dari tahun lalu. Dalam waktu dekat, BCA Syariah merencanakan peluncuran fitur pembiayaan Murabahah Emas melalui aplikasi mobile banking mereka di akhir kuartal IV/2024. Fitur ini akan memudahkan nasabah mengajukan pembiayaan langsung dari ponsel.
Produk tabungan emas
Tak berhenti sampai di situ, BCA Syariah juga mempunyai rencana memperkenalkan produk tabungan emas yang membuat nasabah menabung dan nantinya mengubah simpanan mereka menjadi emas fisik. Meski berinvestasi di instrumen emas terbilang menggiurkan dan risiko yang terkelola, namun Pranata menekankan edukasi tentang investasi emas sangat penting.
Edukasi mengenai investasi emas terbilang cukup penting terutama bagi generasi muda yang ingin membangun keamanan finansial. Dengan memahami cara berinvestasi yang benar, masih kata Pranata, masyarakat dapat membuat keputusan yang lebih bijak dan menguntungkan.
|Baca juga: Bank DBS Indonesia Beberkan Alasan Obligasi Kian Jadi Primadona di Masyarakat
|Baca juga: Bos Sompo Insurance Bocorkan 4 Biang Kerok Inflasi Kesehatan Meledak di RI
Adapun produk pembiayaan Murabahah Emas BCA Syariah yang diluncurkan pada 2014 menawarkan pembiayaan emas dengan harga dan margin kompetitif, di bawah 10 persen daripada lembaga keuangan lainnya. Plafon pembiayaan mencapai Rp1 miliar dan gramasi mulai dari 10 gram. Produk ini dirancang untuk memenuhi kebutuhan berbagai lapisan masyarakat.
Emas alat penyimpan nilai
Lebih lanjut, di saat ketidakpastian ekonomi sedang melanda sekarang ini tidak salah jika instrumen emas dikenal sebagai safe haven. Pasalnya, emas dipercaya sebagai alat penyimpan nilai atau store of value. Nilai dari komoditas emas tidak dipengaruhi oleh kebijakan suku bunga yang ditetapkan oleh bank sentral.
Bahkan, banyak orang yang menyerbu emas dan mengibaratkannya sebagai ‘asuransi’ untuk menghadapi peristiwa ekonomi yang buruk atau merugikan. Akan tetapi, kondisi itu mempunyai konsekuensinya yakni permintaan dan harga emas meningkat ketika ada ancaman inflasi atau perubahan nilai tukar mata uang.
Pengamat Ekonomi dari Center of Economic and Law Studies (CELIOS) Nailul Huda menyatakan instrumen emas menjadi safe haven bagi investor yang ingin menghindari risiko. Apalagi, kondisi itu dengan iming-iming kenaikan 10-20 persen per tahun dan ditambah dengan risiko yang lebih terkelola.
|Baca juga: Reksa dana Aman atau Bikin Deg-degan? Ini 4 Mitos dan Fakta yang Perlu Kamu Tahu!
|Baca juga: 5 Tips Investasi Reksa Dana Saham saat IHSG Kurang Bergairah
Senada. Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong memperkirakan harga emas berpeluang terus naik dalam jangka panjang. Bahkan, dirinya memprediksi, harga emas yang diperdagangkan di Antam bisa mencapai level Rp1,5 juta per gram hingga akhir tahun ini jika harga emas dunia terus menguat dari waktu ke waktu.
Pendorong utama reli emas batangan
Di sisi lain, pembelian emas dari bank sentral telah menjadi pendorong utama dalam reli emas batangan yang memecahkan rekor tahun ini. Namun, pejabat jarang memberi sinyal sebelumnya kapan pembelian menjadi hal terpenting.
Dalam perubahan sikap tersebut, manajer cadangan dari bank sentral Meksiko, Mongolia, dan Republik Ceko memuji kepemilikan yang lebih besar. Komentar tersebut memberikan wawasan unik tentang bagaimana mereka memandang emas batangan.
Bahkan, para pejabat mengatakan emas sebagai persentase dari cadangan negara mereka lebih mungkin meningkat di tahun-tahun mendatang di tengah pertemuan ketegangan geopolitik yang meningkat dan suku bunga yang lebih rendah.
“Mengingat konteks yang kita hadapi saat ini –suku bunga yang lebih rendah, ketegangan politik, pemilihan umum AS, banyak ketidakpastian– mungkin porsi emas dalam portofolio kita juga dapat meningkat,” kata Direktur Cadangan Internasional Banco de Mexico Joaquín Tapia.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News