1
1

Transaksi Pembayaran Kartu di Indonesia Diramal Tembus Rp1.379,4 Triliun pada 2029

Ilustrasi Kartu Kredit | Foto: Bank Sinarmas

Media Asuransi, JAKARTA – Pasar pembayaran kartu di Indonesia diperkirakan akan mencatat tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 8,8% antara tahun 2025 dan 2029 hingga mencapai Rp1.379,4 triliun (US$87 miliar) pada tahun 2029, didukung oleh peralihan konsumen yang konstan ke pembayaran elektronik.

Analisis Kartu Pembayaran GlobalData mengungkapkan bahwa nilai pembayaran kartu di Indonesia diperkirakan akan mencatat pertumbuhan sebesar 2,6% hingga mencapai Rp984,7 triliun (US$62,1 miliar) pada tahun 2025.

Ravi Sharma, Analis Perbankan dan Pembayaran Utama di GlobalData, menjelaskan ekosistem pembayaran Indonesia telah mengalami peralihan bertahap namun stabil dari uang tunai ke pembayaran elektronik selama lima tahun terakhir.

Pada tahun 2020, pasar pembayaran kartu secara signifikan lebih kecil, tetapi pengenalan berbagai inisiatif, seperti Strategi Nasional Inklusi Keuangan dan program KEJAR (Satu Siswa Satu Rekening), telah mengkatalisasi pertumbuhan.

“Peluncuran skema kartu kredit domestik seperti Kartu Kredit Indonesia (KKI) dan skema kartu debit, Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) juga telah berkontribusi pada meningkatnya adopsi kartu pembayaran,” katanya dalam riset dikutip, Minggu, 13 April 2025.

Kartu debit banyak disukai yang sebagian besar disebabkan oleh inisiatif inklusi keuangan pemerintah, yang telah memfasilitasi akses ke layanan perbankan dasar. Upaya bank sentral untuk meningkatkan inklusi keuangan, khususnya melalui program KEJAR, juga berperan penting dalam memperluas basis pengguna kartu debit.

Program KEJAR (Satu Pelajar Satu Rekening) yang didukung pemerintah telah menghasilkan pembukaan lebih dari 57 juta rekening pelajar hingga akhir tahun 2024. Selain itu, penerapan layanan perbankan agen juga berperan penting dalam memperluas populasi pengguna bank.

Meskipun ukuran pasar kartu kredit lebih kecil dibandingkan dengan kartu debit, namun mengalami pertumbuhan yang signifikan. Meningkatnya popularitas kartu kredit dapat dikaitkan dengan poin hadiah yang menarik, diskon, dan manfaat bernilai tambah lainnya yang ditawarkan kepada konsumen. Bank juga mempromosikan penggunaan kartu kredit melalui opsi pembayaran cicilan yang fleksibel, yang memungkinkan konsumen melakukan pembelian dengan lebih mudah.

Meskipun tantangan yang ditimbulkan oleh terbatasnya jumlah terminal POS—hanya 8.274 per satu juta penduduk pada tahun 2025—lanskap pembayaran Indonesia terus berkembang.

Pemerintah dan penyedia layanan pembayaran mengatasi tantangan ini dengan menawarkan solusi POS seluler (mPOS) dan SoftPOS yang hemat biaya bagi pedagang kecil. Misalnya, penyedia layanan pembayaran, ConnectPOS, Moka, dan Majoo menawarkan solusi POS seluler yang memungkinkan pedagang menerima berbagai metode pembayaran, termasuk kartu dan dompet seluler.

Sharma menyimpulkan ke depannya, total pasar pembayaran kartu di Indonesia diperkirakan akan terus meningkat, didorong oleh inisiatif pemerintah yang sedang berlangsung, peningkatan literasi keuangan, dan perbaikan infrastruktur pembayaran.

“Kita kemungkinan akan melihat pertumbuhan berkelanjutan dalam pembayaran kartu, karena semakin banyak konsumen beralih ke transaksi non-tunai dan populasi yang tidak memiliki rekening bank memperoleh akses ke layanan perbankan formal.”

Dia menambahkan bahwa kombinasi solusi pembayaran yang inovatif, upaya inklusi keuangan, dan lingkungan regulasi yang mendukung akan menjadi faktor utama yang mendorong pertumbuhan pasar pembayaran Indonesia di tahun-tahun mendatang.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Membaca Arah Pergerakan Harga Bitcoin Pasca Kebijakan Tarif Trump
Next Post International Golo Mori Jazz Sukses Digelar
mediaasuransi_pd_728x90_std_hsbc mediaasuransi_pd_300x600_std_hsbc mediaasuransi_pd_300x250_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x100_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x50_std_hsbc mediaasuransi_pd_320x480_std_hsbc

Member Login

or