Media Asuransi, BALI – Kepala Pengawas Perasuansian, Penjaminan dan Dana Pensiun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Ogi Prastomiyono mengatakan bahwa posisi Indonesia saat ini menjadi negara dengan jumlah penduduk terbesar nomor 4 dunia dan pertumbuhan ekonomi 5 persen rata-rata, sehingga hal ini menjadi target perusahaan asuransi global untuk membidik Indonesia.
“Jadi justru kalau dilihat di exhibition Indonesia Rendezvous tahun ini, banyak asuransi atau pendukung dari luar negeri datang ke Indonesia karena potensi Indonesia sangat tinggi. Kita dukung itu, tapi harus mendapatkan benefit bagi Indonesia. Jadi datang, kita dukung untuk memperkuat pasar, karena pasar asuransi Indonesia ini masih kecil. Sehingga kita welcome kepada investor asing, untuk datang ke Indonesia. “ kata Ogi dalam acara Indonesia Rendezvous ke-27 di Bali, Kamis, 12 Oktober 2023.
Untuk merespons animo asing terhadap pasar asuransi domestik, Ogi mengatakan bahwa saat ini regulator telah mempersiapkan regulasi yang akan ditetapkan nanti terkait bagaimana alur asing bisa mendapatkan pasar asuransi di Indonesia.
|Baca juga: Indonesia Rendezvous Jadi Ajang Pengembalian Kepercayaan Publik terhadap Perasuransian
“Kita akan menyusun peta jalan atau road map industri perasuransian yang nanti akan kita launching dalam waktu dekat. Jadi itu udah step by step akan kita lakukan rencana-rencananya itu baik menyangkut masalah regulasinya, mengatur masalah permodalannya akan kita tingkatkan, kemudian penguatan daripada governance, risk management, ekosistem daripada industri perasuransian, itu kita perkuat semuanya. sehingga penetration rate bisa kita tingkatkan,” jelas Ogi.
Di sisi lain, regulator juga tengah menggodok regulasi terkait produk asuransi wajib, hal tersebut terguang dalam UU PPSK, yang mana asuransi pihak ketiga atau third party liabilities akan menjadi wajib bagi pelaku industri asuransi.
Lebih lanjut Ogi menyoroti terkait penggunaan teknologi. Dengan berkembangnya teknologi digital, ini menjadi senjata industri untuk dapat meraih pasar masyarakat daerah dengan pembelian asuransi melalui digital.
“Insurtech itu potensinya sangat besar, jadi yang gampang-gampang itu bisa melalui asuransi yang menggunakan teknologi, ada asuransi perjalanan, asuransi untuk kesehatan, pembelian barang-barang yang berisiko, dan sebagainya, itu akan berkembang nantinya, dan meningkatkan penentration rate dari asuransi,” pungkas Ogi.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News