Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah pada pekan keempat Oktober 2024, menunjukkan angka yang cukup stabil. Mencermati kondisi perekonomian global dan domestik terkini, Bank Indonesia (BI) menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai rupiah secara periodik.
Perkembangan Nilai Tukar 21-25 Oktober 2024
Pada akhir hari Kamis, 24 Oktober 2024
- Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.575 per dolar AS.
- Yield SBN (Surat Berharga Negara) 10 tahun naik ke 6,75 persen.
- DXY menguat ke level 104,06.
- Yield UST (US Treasury) Note 10 tahun naik ke level 4,212 persen.
|Baca juga: Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah
DXY atau Indeks Dolar adalah indeks yang menunjukkan pergerakan dolar terhadap 6 mata uang negara utama lainnya (EUR, JPY, GBP, CAD, SEK, CHF).
UST atau US Treasury Note merupakan surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS dengan tenor 1-10 tahun.
Pada pagi hari Jumat, 25 Oktober 2024
- Rupiah dibuka pada level (bid) Rp15.580 per dolar AS.
- Yield SBN 10 tahun turun ke 6,68 persen.
|Baca juga: Rupiah Melemah 1,17% Sejak Awal Tahun
Aliran Modal Asing (Minggu IV Oktober 2024)
- Premi CDS Indonesia 5 tahun per 24 Oktober 2024 sebesar 68,04 bps (basis points), naik dibandingkan 18 Oktober 2024 sebesar 67,39 bps.
- Berdasar data transaksi 21-24 Oktober 2024, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp6,63 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp3,01 triliun di pasar saham, jual neto sebesar Rp4,53 triliun di pasar SBN, dan beli neto sebesar Rp0,91 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).
- Selama tahun 2024, berdasar data setelmen sampai dengan 24 Oktober 2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp44,48 triliun di pasar saham, Rp47,31 triliun di pasar SBN dan Rp195,39 triliun di SRBI.
- Pada semester II/2024, nonresiden tercatat beli neto sebesar Rp44,14 triliun di pasar saham, Rp81,27 triliun di pasar SBN dan Rp65,04 triliun di SRBI.
“Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, dalam keterangan resmi yang dikutip Media Asuransi, Senin, 28 Oktober 2024.
Editor: S. Edi santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News